Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPP Anggap Kriteria Cawapres Kalangan Agamis Seimbangkan Posisi Jokowi

Kompas.com - 26/02/2018, 19:12 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arsul Sani mengatakan partainya tetap mempertahankan calon wakil presiden pendamping Joko Widodo dari kalangan agamis atau santri. Hal itu untuk menyeimbangkan posisi Jokowi yang dianggap dari kalangan nasionalis.

Namun demikian, terkait siapa kandidatnya, PPP menyerahkan sepenuhnya kepada Jokowi.

"Soal orangnya siapa ya monggo Pak Jokowi," kata Arsul usai kegiatan Sosialisasi Pengaturan Kampanye Pemilu 2019 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2017 tentang Pemilu di Sari Pan Pacific Jakarta, Senin (26/2/2018).

Arsul menegaskan PPP tidak bersikeras mencalonkan seseorang untuk mendampingi Jokowi pada Pilpres 2019. Arsul juga menepis kepastian pencalonan Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy sebagai pendamping Jokowi.

"Orang lain yang mengajukan itu hak orang lain. Pak Jokowi yang mengajukan ya serahkan Pak Jokowi. Ya yang jelas pokoknya kami enggak ke-geer-an," ujar Arsul

Baca juga : PDI-P Sebut Jokowi Bisa Gandeng Cawapres Kalangan Profesional

Kendati demikian, PPP akan tetap menjalin koordinasi dengan PDI-Perjuangan dan anggota koalisi lainnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengaku didorong kader PKB untuk menjadi calon wakil presiden pendamping Presiden Joko Widodo pada Pemilihan Presiden 2019.

Saat ini, Cak Imin mengaku terus berkonsultasi dengan para kiai Nahdatul Ulama (NU), serta meminta tausiyah dan masukan perihal rencana maju pada Pilpres 2019.

Baca juga : Jusuf Kalla Menolak Dicalonkan sebagai Cawapres

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Ahmad Baidowi juga pernah menanggapi pencalonan Cak Imin. Ia mengatakan, pernyataan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar soal menjadi calon wakil presiden pendamping Presiden Joko Widodo, merupakan hak pribadi dan PKB.

Cak Imin, sapaan Muhaimin, sebelumnya mengaku didorong kader PKB untuk menjadi pendamping Jokowi.

"Ah, itu kan haknya Cak Imin saja ngaku begitu, yang penting PPP enggak ngaku begitu kan. Siapa saja, Pak Romy (Ketua Umum PPP Romahurmuziy) nanti ngaku begitu, ya itu haknya masing-masing," kata Ahmad saat ditemui disebuah acara diskusi, di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (17/2/2018).

Kompas TV Yang ditunggu adalah pertemuan putra Susilo Bambang Yudhoyono dengan putra Megawati Soekarnoputri, Prananda Prabowo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

Nasional
CSIS: 138 dari 580 Caleg Terpilih di DPR Terasosiasi Dinasti Politik

CSIS: 138 dari 580 Caleg Terpilih di DPR Terasosiasi Dinasti Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com