JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani mengaku tidak terkejut dengan hasil survei Media Survei Nasional (Median) 1-9 Februari 2018.
Survei tersebut menyatakan konstituen atau pemilih PPP lebih banyak yang memilih Prabowo Subianto daripada Joko Widodo apabila pilpres digelar saat ini.
Menurut Arsul, secara internal partainya memang sudah mengetahui konstituennya saat ini belum mengubah pilihannya. Sebab, pada Pilpres 2014 lalu, PPP mendukung pasangan Prabowo - Hatta Rajasa.
"Secara internal kami sendiri juga tahu bahwa banyak pemilih PPP yang belum mengubah pilihannya tentang capres sejak Pilpres 2014 lalu," ujar Arsul kepada Kompas.com, Jumat (23/2/2018).
Baca juga : Survei Median: Konstituen Golkar, PPP dan Hanura Pilih Prabowo dibanding Jokowi
Di sisi lain, kata Arsul, harus diakui bahwa sebagian pemilih PPP memang dekat dengan elemen kelompok-kelompok keagamaan tertentu yang memiliki penilaian negatif mengenai kebijakan Presiden Jokowi.
Pemilih yang memiliki pandangan negatif terhadap kebijakan pemerintah pun jumlahnya tidak sedikit dan tersebar di beberapa provinsi.
"Nah itu cukup banyak di beberapa provinsi. Karena itu kalau yang diambil sampelnya mayoritas pemilih PPP dari provinsi-provinsi ini maka ya tidak surprise kalau yang tidak milih Pak Jokowi tinggi, " kata Arsul.
Baca juga : Survei Median: Elektabilitas Jokowi dan Prabowo Turun, Tokoh Lain Naik
Berdasarkan hasil survei Median, pemilih PPP yang memilih Jokowi hanya 12,9 persen. Angka ini kalah dibandingkan yang memilih Prabowo, sebesar 19,0 persen.
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih. Sampel berjumlah 1000 responden, dengan margin of error kurang lebih 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel dipilih secara random dengan teknik Multi-stage Random Sampling.