JAKARTA, KOMPAS.com - Pernyataan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan yang meminta kadernya rajin shalat ke masjid agar suara PAN tak diambil oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menuai sorotan publik.
Sekjen PAN Eddy Soeparno pun memberikan klarifikasi.
Ia mengatakan, pernyataan Zulkifli tersebut disampaikan dalam sebuah acara internal PAN di Jawa Timur.
Pernyataan tersebut dimaksudkan untuk memberi motivasi kepada pengurus PAN agar terus melakukan konsolidasi untuk memenangkan PAN di daerahnya masing-masing.
"Pernyataan tersebut hanyalah sentilan untuk kader agar lebih meningkatkan kualitas ibadahnya dengan lebih rajin shalat ke masjid", kata Eddy dalam keterangan tertulisnya, Selasa (6/2/2018).
Anjuran shalat berjamaah di masjid, lanjut Eddy, merupakan salah satu anjuran agar kader PAN semakin dekat dengan masyarakat.
(Baca juga: Ketum PAN Minta Kadernya Rajin Shalat ke Masjid agar Suara Tak Diambil PKS)
Dalam konteks ajaran Islam, PAN juga sangat mendukung gerakan shalat subuh berjamaah.
"Dalam Islam shalat subuh berjamaah itu nilainya sangat tinggi. PAN mendukung gerakan shalat subuh yang kini banyak diserukan ulama," tambah Eddy.
PAN juga menganjurkan kadernya untuk memperbanyak silaturahim karena sesuai ajaran Islam, silaturahim akan memperpanjang umur dan mendatangkan rezeki.
"Nah, dengan sholat Subuh berjamaah di masjid maka silaturahim kader PAN dengan masyarakat bisa terjalin lebih erat," ucap Eddy.
Sebelumnya diberitakan, Zulkifli Hasan meminta kadernya, khususnya yang ingin mencalonkan diri sebagai anggota legislatif, untuk rajin shalat berjamaah di masjid.
Hal itu untuk meraih suara pemilih yang kerap shalat berjamaah di masjid.
"Yang Islam shalat magrib dan subuh di masjid. Bayar tidak shalat subuh di masjid, enggak," katanya di hadapan kadernya di gedung Kartini, Kota Malang, Senin (5/2/2018).
"Kenapa magrib sama subuh di masjid? Kalau kamu magrib sama subuh nggak di masjid, orang-orang di masjid nanti suaranya diambil PKS semua," katanya.
Pernyataan Zulkifli itu lantas ramai dibahas di media sosial. Ada yang menyebut bahwa Zulkfli mencampuradukkan agama dan politik.