Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri Sebut Pembentukan Densus Tipikor Tunggu Isu Pansus KPK Mereda

Kompas.com - 30/12/2017, 07:18 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan, rencana pembentukan Detasemen Khusus Tindak Pidana Korupsi oleh Polri bukannya batal.

Pembahasannya sementara ini ditahan dulu menunggu situasi yang tepat. Sebab, menurut dia, situasi yang ada belum tepat untuk melanjutkan pembentukan unit baru tersebut.

"Timing-nya tidak tepat karena ada Pansus (hak angket KPK), dianggap ini akan mematikan KPK," ujar Tito di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Jumat (29/12/2017).

Wacana pembentukan Densus Tipikor memang bersamaan dengan munculnya hak angket terhadap KPK oleh DPR RI. Apalagi, Pansus tersebut sangat mendukung pembentukan Densus Tipikor.

Baca juga : Jokowi Tunda Rencana Pembentukan Densus Tipikor

Namun, bagi sebagian kalangan, pembentukan Densus Tipikor dianggap mendiskreditkan peran KPK dalam pemberantasan korupsi. Padahal, kata Tito, pembahasan pembentukan Densus Tipikor sudah hampir setahun terakhir dilakukan.

"Biarkanlah isu pansus ini selesai dulu. Pada saat yang tepat kita akan bentuk," kata Tito.

Tito mengatakan, keberadaan Densus Tipikor justru bisa memperkuat pemberantasan korupsi. Detasemen ini dinilai menjadi solusi bagi keterbatasan yang dimiliki KPK.

KPK hanya memiliki 100 penyidik, sementara kasus korupsi yang ditangani terus bertambah. Sementara personel Polri, terutama penyidik, jumlahnya jauh lebih besar daripada KPK.

Menurut Tito, akan lebih baik jika ada sinergi antara Polri dan KPK, bahkan juga dengan kejaksaan sebagai lembaga yang berwenang menangani perkara korupsi.

Baca juga : Menurut Gerindra, Jokowi Sudah Tak Tertarik dengan Densus Tipikor

"Ini hutan belantara kasus korupsi, luas sekali di Indonesia dan akan sulit ditangani oleh satu institusi KPK sendiri," kata Tito.

Tito mengatakan, di awal berdiri, tugas penyidik KPK merangkap mulai sebagai penyelidik, penyidik, yang bertanggung jawab pada barang bukti, hingga penangkapan tersangka. Kemudian, KPK mencontoh sistem kerja Densus 88 Antiteror di mana personelnya memiliki pembagian tugas masing-masing.

Nantinya, Densus Tipikor akan mengadaptasi manajemen seruoa Densus 88.

"Sehingga penanganan korupsi akan masif. Bukan untuk mematikan KPK, cuma salah kaprah, terlanjur isunya begitu," kata Tito.

Kompas TV Presiden tunda rencana pembentukan Densus Tindak Pidana Korupsi Kepolisian Republik Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com