Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima TNI Pengganti Gatot Nurmantyo Disarankan dari Angkatan Udara

Kompas.com - 15/11/2017, 13:45 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin menyarankan agar pergantian Panglima Tentara Nasional Indonesia dilakukan secara bergilir antarmatra.

Hasanuddin mengatakan, dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI dinyatakan bahwa pemilihan Panglima TNI dapat digilir di antara tiga matra yang ada, yakni Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.

Aturan tersebut terdapat dalam Pasal 13 Ayat 4 UU TNI.

"Kata 'dapat dijabat secara bergantian' merupakan penekanan supaya ada kesamaan. Supaya siapa pun perwira TNI memiliki hak yang sama dan bagian dari karier untuk menjadi Panglima TNI. Bukan hanya untuk korps tertentu saja," kata Hasanuddin, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/11/2017).]

(Baca juga: Pergantian Panglima TNI, Penumpukan Perwira Menengah, dan Gerbong Baru)

Hasanuddin menambahkan, pada periode sekarang dan sebelumnya, Panglima TNI dijabat oleh Jenderal (Purn) Moeldoko dan Jenderal Gatot Nurmantyo dari Angkatan Darat.

Sementara, periode sebelum Moeldoko, Panglima TNI dijabat oleh Laksamana (Purn) Agus Suhartono dari Angkatan Laut.

"Sebelumnya Pak Moeldoko (dari) Angkatan Darat. Sebelumnya itu saya kira dijabat Angkatan Laut, Pak Agus," tutur dia.

"Sebelumnya, oleh Angkatan Darat, Pak Djoko Santoso. Kalau dilihat seperti itu barangkali saatnya supaya adil, dari Angkatan Udara. Itu saja, tapi kembali lagi, itu hak prerogatif Presiden," ucap politisi PDI-P itu.

Adapun, masa jabatan Panglima TNI saat ini, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, akan berakhir pada Maret 2018. Setelah itu, Gatot akan pensiun.

(Baca juga: Rotasi, Panglima TNI yang Baru Disarankan dari AL atau AU)

Kompas TV Sejumlah LSM meminta presiden segera mempercepat pergantian Panglima TNI, yang saat ini masih dijabat Jenderal Gatot Nurmantyo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com