Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri: Dunia Politik Itu Dunia yang Penuh "Sikut-sikutan"

Kompas.com - 26/10/2017, 19:19 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Usai dikukuhkan sebagai guru besar Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan obesesinya setelah tak lagi aktif di Korps Bhayangkara.

Setelah pensiun, Tito berencana mengabdikan dirinya di bidang pendidikan sebagai pengajar dan peneliti.

"Saya bisa menjadi pengajar dan obsesi utama saya ingin menjadi pegajar dan peneliti di luar negeri. Supaya saya memiliki jangkauan global, tidak hanya di domestik dalam negeri," ujar Tito di kompleks PTIK, Jakarta Selatan, Kamis (26/10/2017).

Tito pun mengaku tidak tertarik saat ditanya oleh wartawan mengenai rencana terjun ke dunia politik setelah pensiun.

 

(Baca: Kapolri Sandang Gelar Profesor Bidang Kajian Kontra-Terorisme)

Menurutnya, dunia politik penuh "sikut-sikutan" dan berpotensi korup. Dia menilai dunia pendidikan bisa membuatnya lebih tenang daripada terjun ke dunia politik.

Selain itu, penerima Bintang Adhi Makayasa tahun 1987 itu merasa lebih memiliki kapasitas dan pengalaman sebagai akademisi.

"Sampai hari ini, saya tidak tertarik. Dunia politik itu dunia yang penuh sikut-sikutan, belum lagi nanti kalau di birokrasi gaji enggak jelas, potensi kita berkorupsi cukup tinggi," kata Tito.

"Kalau di pendidikan suasana lebih tenang. Kita bisa mengatur ritme sendiri. Kalau hobi di pendidikan, tentu tersalurkan semangatnya. Saya pikir saya memiliki pengalaman sistematis di akademik, juga pengalaman empirik," ucapnya.

(Baca: Kapolri: Saya Sangat Peduli terhadap Korban Pemerkosaan)

Sebelumnya, Tito dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Ilmu Kepolisian Studi Strategis Kajian Kontra-Terorisme di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).

Prosesi pengukuhan dilaksanakan dalam sidang Senat Terbuka dipimpin oleh Gubernur STIK-PTIK Irjen Pol Remigius Sigid Tri Harjanto di auditorium PTIK, Jakarta Selatan, Kamis (26//10/2017).

Keputusan pengukuhan Tito sebagai Guru Besar telah ditandatangani oleh Menristekdiktif Prof Dr. Mohamad Nasir melalui Surat Keputusan Nomor 98876/A2.3/KP/2017 tanggal 19 Oktober 2017. Dengan demikian, Tito resmi memiliki gelar sebagai profesor.

Tercatat pada tahun 2008, Tito mendapat beasiswa pada program Ph. D bidang Strategic Studies dari disiplin ilmu Politik Internasional di Rajaratnam School of International Studies (RSIS) di Nanyang Technological University (NTU) Singapore.

Tertarik dengan dunia terorisme dan insurgensi, Tito kemudian menulis disertasi tentang Insurgensi Islamis dengan studi kasus gerakan al Jamaah al Islamiyyah.

Pada bulan April 2013, ia berhasil mempertahankan disertasinya dan memperoleh gelar Ph. D dengan penghargaan 2nd Class Upper atau setingkat Magna Cum Laude dengan GPA 4.25.

Tahun 2011, Tito juga menyelesaikan pendidikan Lemhannas dengan predikat penerima Bintang Seroja lulusan terbaik.

Kompas TV Pro kontra muncul setelah Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengusulkan dibentuknya tim Densus Tipikor.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com