Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diskusi di Demokrat, Pimpinan KPK Ungkap Banyak Aktor Politik Terjerat Korupsi

Kompas.com - 13/09/2017, 19:43 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Basaria Pandjaitan mengungkapkan maraknya korupsi pada sektor politik.

Hal itu disampaikan Basaria saat berbicara pada acara diskusi dengan pengurus DPP Partai Demokrat, di Kantor DPP Demokrat di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (13/9/2017).

Basaria mengatakan, 32 persen tersangka di KPK merupakan aktor politik, yang terdiri dari 78 kepala daerah dan 134 anggota legislatif pusat dan daerah.

"Mayoritaas tersangkut paut masalah kasus suap, jual beli jabatan termasuk Pasal 2, 3, ada soalan mark-up di sana. Lalu berbagai kasus politik mendapat atensi besar dari publik, sekaligus menurunkan kepercayaan dari masyarakat," kata Basaria.

Suasana di acara Diskusi Sistem Integritas Partai Politik di kantor DPP Partai Demokrat, di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (13/9/2017). Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, partainya menolak upaya pelemahan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Suasana di acara Diskusi Sistem Integritas Partai Politik di kantor DPP Partai Demokrat, di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (13/9/2017). Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, partainya menolak upaya pelemahan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Baca: Pesan SBY untuk KPK: Kuat, Tegar, Jaga Integritas

Data yang disampaikannya adalah data terbaru Juni 2017.

"Saya harapkan ini update yang terakhir untuk tidak bertambah lagi ke depannya," ujar Basaria.

Basaria mengatakan, dengan maraknya praktik korupsi, partai politik menjadi lembaga yang tidak dipercaya, selain DPR.

Hal ini juga tercermin dari survei Indikator Politik Indonesia 2016. DPR dan DPRD, lanjut dia, berada pada posisi tiga besar lembaga yang dipersepsikan korup menurut global barometer Transparency International Indonesia 2017.

"Ini semua hasil survei," ujar Basaria.

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Ketua KPK Basaria Pandjaitan saat hadir di acara Diskusi Sistem Integritas Partai Politik di kantor DPP Partai Demokrat, di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (13/9/2017). Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, partainya menolak upaya pelemahan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Ketua KPK Basaria Pandjaitan saat hadir di acara Diskusi Sistem Integritas Partai Politik di kantor DPP Partai Demokrat, di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (13/9/2017). Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, partainya menolak upaya pelemahan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Baca: SBY Berharap Jokowi, Ketua MPR, Ketua DPR dan DPD Dukung KPK

Kondisi ini, kata Basaria, membuat partisipasi masyarakat dalam hal politik menjadi rendah.

Partisipasinya hanya sekitar 64 persen pada 2015, padahal targetnya harusnya lebih dari 75 persen.

"Ini salah satu penyebabnya kenapa masyarakat kurang percaya kepada partai politik yang dalam hal ini yang menelurkan atau menghasilkan pilkada, pimpinan  pimpinan kepala daerah dan juga anggota legislatif kita baik di pusat maupun tingkat daerah," ujar Basaria.

Melalui diskusi integritas partai politik ini, KPK merasa perlu terlibat. Salah satunya diatur dalam tugas KPK menurut Pasal 6 UU Nomor 30 tahun 2002 tentang KPK, yang mengatur tentang pencegahan.

"Kalau bicara pencegahan, kita sudah atau harus berkomunikasi dengan kementerian atau instansi terkait termasuk seluruh masyarakat dan salah satunya di sini adalah partai politik. Itu sudah dilakukan beberapa kajian oleh KPK mulai dari 2012," ujar Basaria.

Kompas TV Wakil Ketua KPK: OTT yang KPK Lakukan Bukan 'Recehan'
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com