JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan, pemerintah sedang membangun suasana kondusif di Indonesia.
Hal inilah yang menjadi salah satu alasan polisi mengungkap kelompok penebar konten negatif di media sosial, Saracen.
"Pemerintah saat ini berusaha membangun suasana yang kondusif, stabil dan tidak dipenuhi suatu kekisruhan yang membuat negeri ini tidak aman," ujar Wiranto di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Rabu (30/8/2017).
Aktivitas yang dilakukan Saracen, lanjut Wiranto, dinilai merugikan masyarakat. Konten negatif berupa hoaks atau berita bohong dinilai memecah belah bangsa.
"Apalagi tatkala Presiden Jokowi sedang menggalakkan budaya kerja untuk membangun negeri ini, tiba-tiba ada kelompok yang kerjanya mengadu sana-sini, membuat berita meresahkan dan mengganggu kita bersatu. Tentu ini tidak bisa dibiarkan," ujar Wiranto.
(Baca juga: Wiranto Sebut Kelompok Saracen sebagai Ancaman Nasional Non-Militer)
Oleh sebab itu, pemerintah mendukung langkah Polri mengusut tuntas kelompok tersebut sampai ke akar-akarnya.
Kelompok Saracen telah eksis sejak November 2015. Mereka menggunakan beberapa sarana untuk menyebarkan ujaran kebencian berkonten suku, agama, ras, dan antargolongan.
Media tersebut antara lain di Grup Facebook Saracen News, Saracen Cyber Team, situs Saracennews.com, dan berbagai grup lain yang menarik minat warganet untuk bergabung.
Hingga saat ini diketahui jumlah akun yang tergabung dalam jaringan Grup Saracen lebih dari 800.000 akun. Saracen mengunggah konten ujaran kebencian dan berbau SARA berdasarkan pesanan.
Tujuan mereka menyebarkan konten tersebut semata alasan ekonomi. Bareskrim Polri hingga saat ini masih menelusuri orang-orang yang terlibat dalam kelompok Saracen.
Namun, sudah ada tiga orang yang ditetapkan sebagai tersangka, yakni berinisial JAS, MFT dan SRN.