Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panggil Kapolri, Jokowi Dinilai Terlambat Repons Kasus Novel Baswedan

Kompas.com - 01/08/2017, 17:04 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai terlambat merespons kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan.

Hal ini disampaikan Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Busyro Muqoddas, menanggapi pertemuan Jokowi dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Istana, Jakarta, kemarin.

"Pemanggilan oleh presiden kepada Kapolri dilakukan setelah 100 hari pertama polri tidak berhasil menemukan pelaku, apalagi aktor intelektual atau otaknya," kata Busyro usai menghadiri diskusi di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Selasa (1/8/2017).

Menurut Busyro, sejak awal kasus ini koalisi masyarakat sipil sudah merekomendasikan agar dibentuk tim independen. Namun selama ini Jokowi tak juga menginstruksikan hal tersebut.

Busyro pun membandingkan sikap Jokowi dengan mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam menanggapi kasus "Cicak vs Buaya".

 

(Baca: Pertemuan Jokowi-Kapolri dan Titik Terang Kasus Novel Baswedan...)

Saat itu, kata Busyro, SBY merespons cepat dengan membentuk tim 8. Di dalamnya berisikan unsur-unsur masyarakat sipil. Adapun beberapa di antaranya adalah mantan anggota kepolisian.

"Itu langkah SBY yang efektif dan cepat. Lah ini enggak (cepat), berarti sudah terlambat," kata Busyro.

Menurut dia, karena tak dibentuk tim independen maka saat ini penuntasan kasus Novel sepenuhnya menjadi tanggung jawab kepolisian. Sebab di sisi lain, kepolisian juga tidak bisa melibatkan KPK secara langsung dalam kasus Novel lantaran terganjal kewenangan.

"Lah sekarang apakah efektif atau tidak, tergantung kepolisian, bukan KPK. KPK bukan lembaga penyidik untuk mencari pelaku kejahatan terorisme kepada Novel," kata Busyro.

Kompas TV KPK Gelar Doa Bersama Untuk Novel Baswedan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada Tiga Anak Yusril, Ini Susunan Lengkap Kepengurusan Baru PBB

Ada Tiga Anak Yusril, Ini Susunan Lengkap Kepengurusan Baru PBB

Nasional
Polri Usut Dugaan Pidana Terkait Serangan 'Ransomware' di PDN

Polri Usut Dugaan Pidana Terkait Serangan "Ransomware" di PDN

Nasional
Siap Kembalikan Uang, SYL: Tetapi Berapa? Masa Saya Tanggung Seluruhnya...

Siap Kembalikan Uang, SYL: Tetapi Berapa? Masa Saya Tanggung Seluruhnya...

Nasional
Heru Budi: Rusunawa Marunda Bakal Dibangun Ulang, Minimal 2 Tower Selesai 2025

Heru Budi: Rusunawa Marunda Bakal Dibangun Ulang, Minimal 2 Tower Selesai 2025

Nasional
Pusat Data Nasional Diretas, Pengamat Sebut Kemekominfo-BSSN Harus Dipimpin Orang Kompeten

Pusat Data Nasional Diretas, Pengamat Sebut Kemekominfo-BSSN Harus Dipimpin Orang Kompeten

Nasional
SYL Mengaku Menteri Paling Miskin, Rumah Cuma BTN Saat Jadi Gubernur

SYL Mengaku Menteri Paling Miskin, Rumah Cuma BTN Saat Jadi Gubernur

Nasional
Uang dalam Rekening Terkait Judi Online Akan Masuk Kas Negara, Polri: Masih Dikoordinasikan

Uang dalam Rekening Terkait Judi Online Akan Masuk Kas Negara, Polri: Masih Dikoordinasikan

Nasional
Anak-anak Yusril Jadi Waketum, Bendahara, dan Ketua Bidang di PBB

Anak-anak Yusril Jadi Waketum, Bendahara, dan Ketua Bidang di PBB

Nasional
Satgas Judi Online Gelar Rapat Koordinasi Bareng Ormas Keagamaan

Satgas Judi Online Gelar Rapat Koordinasi Bareng Ormas Keagamaan

Nasional
MUI Dorong Satgas Pemberantasan Judi Online Bekerja Optimal

MUI Dorong Satgas Pemberantasan Judi Online Bekerja Optimal

Nasional
Saat SYL Singgung Jokowi Pernah Jadi Bawahannya di APPSI...

Saat SYL Singgung Jokowi Pernah Jadi Bawahannya di APPSI...

Nasional
MUI Apresiasi Rencana Kemenag Edukasi Calon Pengantin Terkait Bahaya Judi Online

MUI Apresiasi Rencana Kemenag Edukasi Calon Pengantin Terkait Bahaya Judi Online

Nasional
Pengadilan Tipikor Bakal Adili Lagi Perkara Hakim MA Gazalba Saleh

Pengadilan Tipikor Bakal Adili Lagi Perkara Hakim MA Gazalba Saleh

Nasional
Kemenag Minta Penghulu Edukasi Bahaya Judi 'Online' ke Calon Pengantin

Kemenag Minta Penghulu Edukasi Bahaya Judi "Online" ke Calon Pengantin

Nasional
Garuda Indonesia 'Delay' 5 Jam Saat Pulangkan Jemaah Haji, Kemenag Protes

Garuda Indonesia "Delay" 5 Jam Saat Pulangkan Jemaah Haji, Kemenag Protes

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com