Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Anak Tak Jadi Korban Maupun Pelaku "Bullying"

Kompas.com - 22/07/2017, 17:28 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah kasus perundungan (bullying) belakangan marak terjadi. Tak hanya terjadi pada remaja tanggung, seperti sekolah menengah pertama, perundungan juga terjadi di bangku perguruan tinggi.

Menurut psikolog konseling yang juga Dekan Fakultas Psikologi Universitas Mercubuana Muhammad Iqbal, ada beberapa hal yan bisa dilakukan agar anak-anak tak menjadi korban atau malah menjadi pelaku bullying.

Hal sederhana tetapi sangat penting dilakukan orangtua adalah berkomunikasi dengan anak. Kedekatan dan ikatan (bonding) orangtua dan anak harus dibangun erat dengan komunikasi yang baik.

"Banyak anak itu bermasalah karena orangtua tidak pernah mengajak anak berdialog. Selalu mengatakan anak saya hebat, ranking, ranking, ranking, tetapi tidak pernah melihat akhlaknya, tontonannya apa," kata Iqbal dijumpai usai diskusi di Jakarta, Sabtu (22/7/2017).

Baca: Psikolog: Pelaku Bullying Jangan Langsung Dikeluarkan dari Sekolah

Agar anak tak menjadi pelaku bullying, Iqbal mengingatkan orangtua untuk selalu mawas dengan lingkungan pergaulan si anak. Dia mengatakan, semakin orangtua permisif, maka perilaku menyimpang itu akan lebih mudah terjadi.

"Lingkungan ini variabel penting. Kalau dia berkawan dengan tukang bullying, menjadi tukang bullying dia," ucapnya.

Kemudian, apabila si anak sudah terlanjur dengan kawanan yang suka melakukan bullying, orangtua harus sabar mengarahkan anak tersebut agar tidak ikut-ikutan.

Baca: Instagram Jadi Media Cyber-Bullying Nomor 1

"Jangan dimarahi. Karena kalau dimarahi akan semakin marah. Bilang ke anak bahwa orangtua yakin si anak bisa berubah. Beri kepercayaan kepada anak," ucap Iqbal.

Iqbal menambahkan, sangat mungkin nasihat dari orangtua tidak didengar, dan justru teman paling keren dalam kelompok yang didengar dan dijadikan contoh. Dalam hal ini, Iqbal menyarankan, orangtua bisa menunjukkan role model orang-orang dewasa terdekat yang berperilaku baik.

Baca: Apa Saja Bullying yang Dialami Farhan Selama di Kampus?

"Bisa abangnya, bisa ayahnya. Kalau anak tunggal bisa suadaranya, bisa remaja masjid, remaja gereja," ujar Iqbal.

Sementara agar tak menjadi korban bullying, Iqbal mengatakan si anak harus diajarkan kemampuan ketegasan (assertiveness), berani mengatakan tidak, bahkan kalau perlu olahraga fisik dan bela diri.

Iqbal melihat, anak-anak yang menjadi korban bullying memiliki ciri-ciri umum pendiam dan penakut. Hal ini sayangnya bisa terjadi lantaran pola asuh yang salah.

"Mungkin karena selalu dimarahin, direndahkan. Itu yang membuat anak-anak ini (rentan) menjadi korban," kata dia.

Kompas TV Para siswa pun trauma dan enggan bersekolah serta berencana pindah sekolah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com