Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakapolri Sebut Kunjungan Pansus Angket agar Tak Ada Kegaduhan Politik

Kompas.com - 12/07/2017, 10:34 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Syafruddin menyebut kunjungan Panitia Khusus Hak Angket KPK ke Mabes Polri sebagai bentuk koordinasi.

Menurut dia, ada beberapa hal yang perlu dibahas dengan DPR RI, terutama mengenai hak angket terhadap KPK yang kini tengah bergulir.

"Supaya tidak terjadi kegaduhan politik. Panitia angket dan lembaga itu adalah lembaga politik. Di satu sisi KPK itu adalah lembaga independen di bidang penegakan hukum di bidang korupsi," ujar Syafruddin di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (12/7/2017).

(baca: Pansus Mempersilakan Para Penolak Gugat Keabsahan Hak Angket KPK)

Pansus hak angket sebelumnya meminta Polri memanggil paksa mantan anggota DPR RI Miryam S Haryani ke dalam rapat.

Hal itu dikarenakan KPK tidak mengizinkan Miryam dimintai keterangan oleh pansus. Miryam saat ini ditahan KPK.

Namun, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian telah secara tegas menolak memanggil paksa Miryam.

 

(baca: Misbakhun Permasalahkan 17 Penyidik KPK, Ini Komentar Polri)

Ia menilai, ada kerancuan dalam Undang-Undang MD3 terkait tugas polisi membantu menghadirkan paksa pihak yang tidak datang setelah diundang Pansus Angket.

"Jadi ada dua sisi, dua kutub, yang perlu dikomunikasikan dengan baik supaya tidak terjadi kegaduhan politik. Dan polri siap dengan itu," kata Syafruddin.

Hingga kini, Polri masih enggan melayani permintaan untuk menghadirkan paksa Miryam. Nantinya, kata Syafruddin, Polri akan membahas terkait penolakan tersebut ke Pansus.

"Oleh karena itu perlu dikomunikasikan dengan baik dengan lembaga ini," kata dia.

Rencananya, rombongan Pansus Ha Angket KPK mendatangi ke Mabes Polri pada Rabu sekira pukul 12.00 WIB. Pertemuan dengan Kapolri tersebut dilakukan secara tertutup.

Kompas TV Pansus Angket dan KPK Terus Bersitegang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com