Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus E-KTP Masuk Persidangan, Golkar Akui Ada Keresahan

Kompas.com - 06/03/2017, 17:42 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Persidangan perkara dugaan korupsi pengadaan Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP) akan digelar di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (9/3/2017).

Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Partai Golkar, Yorrys Raweyai, tak menampik ada keresahan di internal partai karena adanya sejumlah nama yang belakangan disebut-sebut terlibat daam perkara tersebut.

"Secara manusiawi, saya pikir begini, apapun kalau sudah terekspos oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) secara psikologis enggak ada orang (yang tidak resah). Pasti kan," ujar Yorrys saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/3/2017).

(baca: Korporasi dan Konsorsium E-KTP Serahkan Uang Rp 220 Miliar ke KPK)

Yorrys menambahkan, perkara e-KTP sangat serius karena jumlah kerugian negara yang ditimbulkan ditaksir sangat besar.

Golkar, kata dia, memberikan dukungan penuh bagi KPK untuk mengusut tuntas kasus ini dan juga mengawalnya bersama.

Ia juga mengajak seluruh partai politik untuk memberikan dukungan penuh pada pengusutan kasus tersebut karena berpotensi menimbulkan implikasi yang besar, khususnya pada ranah politik.

 

(baca: Sejumlah Anggota DPR Serahkan Uang ke KPK Terkait Kasus E-KTP)

Menurut dia, KPK adalah lembaga yang sangat dipercaya. Mulai dari era reformasi saat Jusuf Kalla mulai memimpin partai, kata Yorrys, Golkar selalu tegas mengatakan bahwa yang menjadi musuh terbesar bukanlah ideologi, namun korupsi.

"Mereka harapkan bahwa Golkar tidak boleh menjadi lumbung tempat persembunyian atau tempat berlindungnya para koruptor," ujar Yorrys.

"Kami konsisten melakukan itu dan menyampaikan ke publik. Jadi siapa saja yang memang secara hukum bisa dibuktikan dan kami tidak perlu melakukan pembelaan. Kita harus lebih mendorong," sambungnya.

(baca: Fraksi PAN Klarifikasi Anggota yang Disebut Terima Dana Proyek E-KTP)

Yorrys enggan mengaitkan perkara ini dengan peristiwa politik. Menurut dia, citra partai juga bergantung pada bagaimana media mencitrakan partainya.

"Ini konsekuensi. Tinggal bagaimana solidaritas Golkar yang kami bangun harus segera melakukan konsolidasi dan kami mampu mensosialisasikan ini kepada seluruh keluarga besar Partai Golkar," tuturnya.

Ketua KPK Agus Rahardjo sebelumnya menduga banyak pihak yang terlibat dalam kasus korupsi E-KTP.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 30 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soroti Ketimpangan, Megawati: Bisa Beli Handphone, tapi Risma Nangis Ada Juga yang Tinggal di Kandang Kambing

Soroti Ketimpangan, Megawati: Bisa Beli Handphone, tapi Risma Nangis Ada Juga yang Tinggal di Kandang Kambing

Nasional
Ganjar Pranowo: 17 Poin Rekomendasi Rakernas Beri Gambaran Sikap Politik PDIP

Ganjar Pranowo: 17 Poin Rekomendasi Rakernas Beri Gambaran Sikap Politik PDIP

Nasional
Sambut Pilkada 2024, Megawati Minta Kader PDIP Turun ke Akar Rumput

Sambut Pilkada 2024, Megawati Minta Kader PDIP Turun ke Akar Rumput

Nasional
Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Nasional
Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak dan Cucu SYL di Persidangan

Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak dan Cucu SYL di Persidangan

Nasional
Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

Nasional
Soal Jatah Menteri untuk Demokrat, Wasekjen: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo...

Soal Jatah Menteri untuk Demokrat, Wasekjen: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo...

Nasional
Rekomendasi Rakernas Kelima PDI-P, Megawati Diminta Kesediaannya untuk Kembali Jadi Ketum

Rekomendasi Rakernas Kelima PDI-P, Megawati Diminta Kesediaannya untuk Kembali Jadi Ketum

Nasional
Pertamina Patra Niaga Terus Tertibkan Operasional SPBE

Pertamina Patra Niaga Terus Tertibkan Operasional SPBE

Nasional
Megawati: Ada yang Lama Ikut Katanya Ibu Menghina Sebut Kader, Tahulah Siapa...

Megawati: Ada yang Lama Ikut Katanya Ibu Menghina Sebut Kader, Tahulah Siapa...

Nasional
Pengamat: Permintaan Maaf PDI-P Atas Kadernya yang Melanggar Konstitusi untuk Tunjukkan Sikap Legowo

Pengamat: Permintaan Maaf PDI-P Atas Kadernya yang Melanggar Konstitusi untuk Tunjukkan Sikap Legowo

Nasional
Megawati: Sekarang Tuh Hukum Versus Hukum, Terjadi di MK, KPK, KPU

Megawati: Sekarang Tuh Hukum Versus Hukum, Terjadi di MK, KPK, KPU

Nasional
Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah Dukung Megawati Soekarnoputri Kembali jadi Ketua Umum PDIP

Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah Dukung Megawati Soekarnoputri Kembali jadi Ketua Umum PDIP

Nasional
Ditinggal Jokowi, PDI-P Disebut Bisa Menang Pileg karena Sosok Megawati

Ditinggal Jokowi, PDI-P Disebut Bisa Menang Pileg karena Sosok Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com