JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Jenderal Himpunan Alumni Amerika Serikat di Indonesia (Alumnas) Jimmy Gani mengatakan, kebijakan Presiden ke-45 Amerika Serikat Donald Trump tak akan memengaruhi kesempatan mahasiswa dari luar negeri untuk bersekolah di sana.
Trump diketahui akan menerapkan kebijakan tertutup dan proteksi ekonomi.
"Kontribusi siswa asing yang belajar di AS cukup tinggi bagi perekonomiannya karena biaya sekolah siswa asing lebih mahal dibandingkan dengan lokal," ujar Jimmy dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (21/1/2017).
Terlebih lagi, profit merupakan hal utama bagi Amerika Serikat. Pelajar asing yang menimba ilmu di AS selama tahun akademik 2015-2016 sekitar 1.044 juta siswa. Jika rata-rata pelajar membayar 25.000 dollar AS, mereka telah berkontribusi sekitar 25 miliar dollar AS terhadap perekonomian Negeri Paman Sam itu.
Untuk Indonesia, sekitar 8.728 pelajar per tahun menimba ilmu di sana.
"Ada tren peningkatan setiap tahunnya," kata Jimmy.
Jimmy justru menekan meningkatnya jumlah pelajar Indonesia ke AS. Pelajar Indonesia bisa menyerap ilmu di sana dan menerapkannya di Indonesia begitu kembali.
Dengan demikian, ada peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk memajukan teknologi dan menciptakan inovasi yang tak kalah saing dengan dunia.
"Kalau mau menaklukkan AS, harus belajar dari mereka dulu. Harusnya ambil ilmu dari mereka dan terapkan di sini," kata Jimmy.