JAKARTA, KOMPAS.com - Kegaduhan politik di Indonesia dinilai tak akan dapat mereda jika para pihak terkait tidak mau bersikap sebagai negarawan dan mengedepankan dialog.
Perbedaan politik dikhawatirkan akan meruncing jika semua elite politik selalu bersikukuh sebagai pihak yang paling benar.
"Kami sedih melihat pertentangan yang terjadi saat ini. Semua pihak merasa dirinya benar, ngotot-ngototan dan bahkan membiarkan Pancasila dan NKRI berada pada posisi yang berisiko," kata Ketua DPP Partai Nasdem, Martin Manurung, dalam pidato politik pelantikan pengurus Garda Pemuda Aceh, dikutip dari Tribunnews, Sabtu (12/11/2016)
(Baca: Istana: Presiden Tak Asal Bicara soal Aktor Politik)
Martin menuturkan, Pancasila mengajarkan prinsip musyawarah untuk mufakat yang berarti semua pihak perlu menahan diri dan duduk bersama dalam menyelesaikan persoalan bangsa.
"Pancasila mengajarkan kita untuk rendah hati dan duduk bersama, bukan untuk kuat-kuatan!" ucap Martin.
Martin lalu mengambil contoh dari terwujudnya perdamaian di Aceh. Dia berharap elite politik di Jakarta mau berkaca dari keberhasilan tersebut.
"Aceh pernah belasan tahun kuat-kuatan dalam perang dan persoalan tidak selesai. Perdamaian Aceh memberikan contoh bahwa ketika kita mau rendah hati dan duduk bersama, maka kita akan bisa menyelesaikan banyak persoalan penting," kata Martin. (Wahyu Aji)