AMBON, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengatakan, kemampuan bela negara setiap warga bukan harus menggunakan pistol atau senapan untuk berperang tetapi memiliki intelektualitas yang tinggi guna membangun dan memajukan negara.
"Jadi bela negara bukan berarti harus bawa senapan dan pistol untuk berperang. Itu malah akan menciderai harkat dan martabat bangsa," kata Ryamizard, saat memberikan kuliah Umum di hadapan mahasiswa dan civitas akademika Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Senin (19/9/2016).
Dia menyatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti), Muhammad Nasir, terkait masuknya pendidikan bela negara dalam kurikulum pendidikan nasional.
"Kurikulumnya sudah mulai berjalan khususnya di tingkat sekolah dasar (SD). Setiap Senin, siswa SD mengikuti upacara bendera, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan menghormati Merah-Putih yang dikibarkan. Langkah ini untuk membangkitkan rasa cinta tanah air serta semangat bela negara," katanya.
Dia menjelaskan, bela negara tidak hanya dengan berperang atau memberantas aksi-aksi yang merongrong kewibawaan bangsa dan negara tetapi juga dibuktikan dengan kepedulian masing-masing warga untuk membela harkat dan martabat negara.
Dia menyebutkan para guru dan dokter yang bertugas bertahun-tahun di wilayah terpencil dan daerah perbatasan tanpa menerima gaji selama beberapa bulan, juga bisa dikategorikan membela bangsa dan negara.
"Jika bukan karena membela bangsa dan negara, terutama mengajarkan anak-anak serta menjamin kesehatan warga di wilayah terpencil maupun kawasan perbatasan, maka tentu mereka akan memilih mengabdi di tempat yang mudah dijangkau dan terjamin akses sosialnya," katanya.
Ryamizard menuturkan, ancaman terbesar yang harus bisa ditanggulangi Indonesia saat ini bukan berasal dari militer negara lain, melainkan justru datang dari masalah yang sifatnya non militer.
Masalah terorisme dan radikalisme merupakan ancaman nyata. Ancaman nyata lainnya bagi Indonesia yakni bencana alam.
Berkaca dari letak geografis, persoalan itu merupakan ancaman yang terus mengintai Indonesia, di samping pelanggaran perbatasan, perompakan, perdagangan manusia, pencurian ikan, dan illegal logging masih harus mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.