Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut KY, Ada Empat Kriteria yang Perlu Dipenuhi Sekretaris Baru MA

Kompas.com - 01/08/2016, 20:20 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru bicara Komisi Yudisial (KY) Farid Wajdi mengungkapkan Sekretaris baru Mahkamah Agung (MA) diharapkan memenuhi kriteria penting menyangkut integritas.

Saat ini, posisi Sekretaris MA kosong setelah Nurhadi mengundurkan diri dari jabatannya itu. Nama Nurhadi belakangan diduga terkait kasus dugaan suap panitera di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Menurut Farid, pengganti Nurhadi setidaknya harus memenuhi empat kriteria. Pertama, dia harus memiliki kemauan kuat untuk memperbaiki internal kelembagaan itu sendiri.

"Tanpa itu, maka es spirit de corps yg tdk diletakkan pada tempatnya terus akan jadi penghalang," kata Farid melalui keterangan tertulisnya, Senin (1/8/2016).

(Bca: Istana Minta MA Segera Kirim Nama Pengganti Nurhadi)

Kedua, kata Farid, dia juga harus bebas dari segala beban. 

"Ibaratnya kalau mau bersih-bersih, ya sapunya juga harus bersih. Bagaimana mungkin jika mau bersih-bersih tapi sapunya kotor," kata dia.

Ketiga, Sekretaris baru MA diharapkan menjunjung tinggi transpasaransi dari semua aspek. Apapun pembaruan yang dilakukan MA, hendaknya juga sejalan dengan penegakan integritas.

"Bukan justru sebaliknya, pembaruan jalan korupsi pun jalan terus," kata dia.

(Baca: Sekretaris MA Nurhadi Ajukan Pengunduran Diri)

Keempat, Sekretaris baru MA juga dituntut meminimalisir sentralisasi peran pimpinan. Kewenangan yang terlalu absolut terpusat atau tersentralisasi pada satu titik memiliki kecenderungan penyelewenangan yang tinggi.

"Pada saat urusan itu diurus setidaknya lebih dari satu kepala, maka objektivitasnya pun akan semakin baik," kata dia.

(Baca: Seleksi Sekretaris Baru MA Diminta Libatkan KPK dan PPATK)

Sebelumnya, Sekretaris MA Nurhadi Abdurachman mengajukan pengunduran diri dari jabatannya dan pensiun dini dari statusnya sebagai pegawai negeri sipil. Surat pengunduran diri Nurhadi telah disetujui oleh Presiden Joko Widodo.

Dengan demikian, MA harus mencari penggantinya. Lembaga Kajian dan Advokasi Independensi Peradilan (LeIP) menyarankan MA melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), dalam menyeleksi calon Sekretaris MA.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com