Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua MPR: MA Harus dan Wajib Mereformasi Internalnya

Kompas.com - 02/07/2016, 17:21 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua MPR Zulkifli Hasan yakin praktik-praktik korupsi di tingkat peradilan yang akhir-akhir ini ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terjadi juga di penjuru daerah di Indonesia.

"Yang kemarin ditangani KPK, baru di Jakarta loh, belum daerah lain. Pasti sama kan model-modelnya. Kalau Jakarta begitu, daerah lain ya serupa," ujar Zulkifli di Kantor DPP PAN, Jalan Senopati, Jakarta Selatan, Sabtu (2/7/2016).

Zulkifli menyebut, penangkapan para oknum mafia peradilan ibarat fenomena gunung es, yang masuk ke penyidikan hanyalah sedikit dari praktik sebenarnya.

Seluruh unsur di tanah air, lanjut pria yang juga Ketua Umum PAN itu, harus mendorong KPK terus mengungkap praktik-praktik mafia peradilan. KPK harus bekerja lebih ekstra demi terciptanya lembaga peradilan yang betul-betul bersih.

Meski demikian, Zulkifli menganggap bahwa penegakkan hukum saja tidak cukup untuk menciptakan lembaga peradilan yang bersih. Upaya 'bersih-bersih' harus diinisiasi oleh lembaga bersangkutan.

"KPK saja tidak cukup. Harus ada reformasi besar-besaran di peradilan kita. MA harus dan wajib mereformasi internalnya. Tidak ada jalan lain," ujar Zulkifli.

Bahkan, tak jadi soal jika reformasi itu bukan hanya diwujudkan dalam bentuk perubahan aturan internal, melainkan juga 'copot-pasang' pejabat yudikatif.

"Mau tidak mau, harus ada yang diganti. Apa mau persepsi rakyat bahwa hukum tajam ke bawah tumpul ke atas, berlanjut? Jangan sampai lagi melukai rasa keadilan rakyat," ujar Zulkifli.

Sebelumnya, KPK melakukan operasi tangkap tangan terhadap M. Santoso, panitera pengganti di PN Jakarta Pusat. Santoso diduga menerima suap sebesar Rp 273 juta dari salah seorang staf kantor pengacara WK bernama Ahmad Yani.

KPK menduga uang itu terkait sebuah perkara perdata yang tengah diproses di PN Jakarta Pusat.

Beberapa waktu sebelum itu, KPK juga melakukan operasi yang sama. Penyidik KPK menangkap panitera/sekretaris Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Eddy Nasution dan pegawai PT Arta Pratama Anugerah Doddy Aryanto Supeno dalam sebuah proses suap. Mereka langsung ditetapkan sebagai tersangka.

Pengembangan dari perkara itu, penyidik KPK menyasar Sekretaris MA Nurhadi. Saat penggeledahan di kediaman Nurhadi, penyidik menemukan uang dengan total Rp 1,7 miliar. Uang itu diduga hasil suap atas sejumlah perkara. Meski demikian, status Nurhadi hingga saat ini masih sebatas saksi dan baru satu kali oleh penyidik KPK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Nasional
Disebut Copot Afriansyah Noor dari Sekjen PBB, Yusril: Saya Sudah Mundur, Mana Bisa?

Disebut Copot Afriansyah Noor dari Sekjen PBB, Yusril: Saya Sudah Mundur, Mana Bisa?

Nasional
Video Bule Sebut IKN 'Ibu Kota Koruptor Nepotisme' Diduga Direkam Dekat Proyek Kantor Pemkot Bogor Baru

Video Bule Sebut IKN "Ibu Kota Koruptor Nepotisme" Diduga Direkam Dekat Proyek Kantor Pemkot Bogor Baru

Nasional
Ahli Pidana: Bansos untuk “Korban” Judi Online Sama Saja Kasih Narkoba Gratis ke Pengguna…

Ahli Pidana: Bansos untuk “Korban” Judi Online Sama Saja Kasih Narkoba Gratis ke Pengguna…

Nasional
KPK Akan Gelar Shalat Idul Adha Berjamaah untuk Tahanan Kasus Korupsi

KPK Akan Gelar Shalat Idul Adha Berjamaah untuk Tahanan Kasus Korupsi

Nasional
Ahli Sebut Judi Online seperti Penyalahgunaan Narkoba, Pelakunya Jadi Korban Perbuatan Sendiri

Ahli Sebut Judi Online seperti Penyalahgunaan Narkoba, Pelakunya Jadi Korban Perbuatan Sendiri

Nasional
PBB Copot Afriansyah Noor dari Posisi Sekjen

PBB Copot Afriansyah Noor dari Posisi Sekjen

Nasional
Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Nasional
Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Nasional
55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

Nasional
Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Nasional
Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Nasional
Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Nasional
Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Nasional
Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com