Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkumham Minta Polisi Selidiki Video Anak-Anak Membakar Paspor

Kompas.com - 20/05/2016, 17:15 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly meminta kepolisian mengusut kebenaran video pembakaran paspor dan latihan militer anak-anak yang diduga dilakukan ISIS.

Saat ini, video tersebut telah menjadi viral di dunia maya.

Yasonna mengatakan, polisi juga harus mencari tahu motif penyebaran video tersebut.

"Nanti pasti kami minta ke polisi meneliti dulu apakah ada alasan ideologis seperti ISIS atau hal-hal lain mengenai itu," ujar Yasonna, di Kantor Imigrasi, Jakarta Selatan, Jumat (20/5/2016). 

Menurut dia, ada dua alasan di balik peredaran video itu. Pertama, alasan ideologis, yakni menunjukkan ketidaksukaan kelompok tersebut terhadap Indonesia.

Kedua, untuk memprovokasi masyarakat Indonesia.

"Tidak mungkin ada anak-anak datang dengan sendirinya. Pasti ada yang memotivasi dari belakang," kata Yasonna.

Sebelumnya, sebuah video yang menampilkan kelompok yang diduga Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) kembali diunggah.

Video tersebut menayangkan puluhan bocah yang dilibatkan kelompok teror tersebut.

Anak-anak itu mengenakan baju loreng tentara, dan membakar paspor. Terdapat lambang bendera ISIS di pojok kanan tayangan video tersebut.

Dalam video berdurasi 2 menit 14 detik ini, awalnya menampilkan anak-anak yang bergantian menembak dengan senjata api.

Tak hanya senjata laras pendek, tubuh kecil mereka juga dilatih untuk menopang senjata laras panjang.

Kemudian di pertengahan video, pria dewasa bernama Abu Thalha Malizi, dikelilingi puluhan anak, berbicara menggunakan bahasa Indonesia.

Ia tampak memegang paspor Malaysia berwarna merah. Sementara anak-anak di sekelilingnya juga menunjukkan paspor yang rata-rata berwarna hijau, yakni paspor Indonesia.

Entah ditujukan kepada siapa, pria tersebut menyampaikan bahwa mereka akan melepas kewargaan Indonesia dan Malaysia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com