Ade kembali dilaporkan ke MKD pada Kamis (10/3/2016) kemarin, karena sebagai Ketua DPR dianggap belum menyerahkan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menurut Bambang, bukan kali ini saja Ade mendapatkan serangan seperti itu.
"Mulai dari isu perjanjian tidak akan maju sebagai caketum, gratifikasi pesawat pribadi hingga yg terakhir LHKPN. Modusnya pun sama," kata Bambang dalam pesan singkat, Jumat (11/3/2016).
Tak hanya Ade, dalam laporan yang dibuat oleh Koalisi Masyarakat untuk Parlemen Bersih, Bambang dan salah seorang anggota timses lainnya, Ahmadi Noor Supit, juga disebut belum menyerahkan LHKPN.
Namun, Bambang menampik tudingan itu. Sebagai mantan pimpinan Fraksi Golkar, ia mengaku mengetahui siapa saja anggota fraksinya yang belum menyerahkan LHKPN.
"Pertanyaannya kenapa hanya Akom (Ade Komarudin) yang disebut-sebut? Kita bisa cek kok di KpK. Saya saja yang sudah serahkan LHKPN dibilang belum. Parah," kata dia.
Bambang menduga, penyerang Akom merupakan salah satu kandidat bakal calon ketua umum Golkar. Kandidat itu, dinilai Bambang, tidak siap kalah, sehingga menghalalkan segala cara untuk menang.
"Saya menduga pelakunya adalah caketum yang stres. Beginilah kalau ada caketum yang stres, nembak pakai peluru hampa," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.