Dalam laman Facebooknya, Luhut mengisahkan saat dirinya menerima telepon mendadak dari Jokowi pada Selasa (1/3/2016) pagi. Ia diminta mendampingi orang nomor satu itu untuk rapat Badan Otoritas Pariwisata Danau Toba di Medan, Sumatera Utara.
Luhut akhirnya membatalkan semua agendanya di hari itu.
"Padahal, seharusnya saya mengikuti Sidang Pleno Tahunan Mahkamah Agung, Rakernas Kementrian Agama, dan serangkaian rapat penting lainnya," tulis Luhut sebagaimana tertulis dalam laman facebook yang diposting pada Kamis (3/3/2016).
Luhut langsung bergegas mengejar keberangkatan pesawat RI1 pada pukul 08.30 WIB di Bandara Halim Perdanakusuma. Euforia itu kembali dirasakan Luhut saat melihat sambutan masyarakat setibanya rombongan di Medan. Mereka melewati jalanan yang sama dengan yang pernah dilewati saat masa-masa kampanye.
Nama Jokowi dielu-elukan, sebagaimana saat Pilpres dua tahun lalu.
"Unbelievable! Saya melihat ribuan rakyat berjejer, berkerumun, dan mengelu-elukan Presiden-nya di pinggir-pinggir jalan sepanjang rute Bandara Silangit sampai ke Medan," kata Luhut.
Bahkan, Jokowi sampai empat kali turun dari mobil untuk bersentuhan langsung dengan rakyat. Sambutan masyarakat terus berlangsung hingga malam hari. Setelah itu, mereka menyambangi Institut Teknologi Del (IT Del).
Jokowi yang saat itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pernah mengunjungi kampus yang dibangun Luhut 15 tahun lalu di kampung Sitoluama. Jokowi, kata Luhut, melihat kemajuan IT Del sejak terakhir kunjungannya. Pembiayaannya pun tidak mahal, untuk 20 persen anggaran pendidikan nasional.
Seusai kunjungan ke sana, Jokowi langsung menginstruksikan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir untuk membangun perguruan tinggi serupa di lima atau lebih provinsi di Indonesia.
"Saya kira solusi dapat dilahirkan dari pola kerja kepemimpinan seperti ini, di mana pemimpin turun langsung melihat permasalahan di lapangan dengan berbekal background knowledge yang cukup, sehingga eksekusi dapat dilakukan dengan cepat," tulis Luhut.
"Saya berharap keteladanan dari Presiden Jokowi ini dapat terus diikuti oleh semua rakyat Indonesia demi kemajuan Bangsa. Tanpa pendidikan maka bonus demografi itu tidak akan ada artinya, dan kita hanya akan dijajah di negara kita sendiri karena kita kalah bersaing dengan SDM asing," lanjut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.