Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Staf Khusus Presiden Minta Warga Papua Lebih Waspada di Perbatasan PNG

Kompas.com - 18/09/2015, 16:03 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Staf Khusus Presiden Lenis Kogoya mengatakan bahwa penyanderaan dua warga negara Indonesia (WNI) di Papua Niugini merupakan akibat dari kurangnya kesadaran warga terhadap kerentanan keamanan di wilayah perbatasan negara. Lenis berharap masyarakat mendapatkan sosialisasi agar lebih waspada dan menjaga kegiatan berkebun sehingga tidak melewati batas negara.

"Itu memang ada kelompok-kelompok di atas sana. Warga kita memang enggak boleh tebang pohon, kesadaran masyarakat harus disadarkan. Ini harus sosialisasi warga di sekitar itu," ujar Lensi di Istana Kepresidenan, Jumat (18/9/2015).

Ia mengatakan bahwa dalam pembebasan dua WNI di Papua Niugini (PNG), upaya pendekatan tidak hanya dilakukan melalui operasi militer, tetapi juga berdasarkan penyelesaian adat. "Antarkepala suku sudah komunikasi baik antarkapolda, panglima. Antarpemerintah juga komunikasi antara militer di Papua Niugini jadi sudah nyambung. Penyelesaian adat," kata Ketua Lembaga Masyarakat Adat Papua itu.

Lenis enggan mengungkap motif penyanderaan itu. Dia membantah bahwa pelaku penyanderaan itu berkaitan dengan gerakan separatis. "Enggak. Mereka kembali, sudah aman toh?" ucap Lenis.

Pada Kamis (17/9/2015) malam kemarin, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi telah mendengar adanya kabar pembebasan kedua WNI tersebut. Namun, keduanya masih berada di dalam hutan bersama dengan militer PNG. Hari ini, kedua WNI bernama Badar dan Sudirman itu dibawa ke Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Vanimo, PNG. (Baca Pangdam Cendrawasih: Dua WNI yang Disandera di Papua Niugini Telah Dibebaskan)

"Saya sudah bicara dengan dua WNI itu. Mereka dalam kondisi sehat," ucap Retno seusai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jumat siang.

Kementerian Luar Negeri masih mendalami motif di balik penyanderaan itu. Namun, Retno mengaku sudah bisa mengindentifikasi pelaku penyanderaan itu. Pemerintah Indonesia bersama otoritas di PNG masih berkomunikasi untuk melakukan upaya-upaya lanjutan dalam mengusut kasus ini. "Perintah Presiden, diminta untuk segera mendalami kasus ini," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Nasional
Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Nasional
TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

Nasional
Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com