Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/07/2015, 13:28 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
- Ketua Komisi Informasi Pusat (KIP) Abdulhamid Dipopramono mengapresiasi janji Letjen (Purn) Sutiyoso saat uji kelayakan dan kepatutan sebagai calon Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) oleh Komisi I DPR RI beberapa waktu lalu, untuk membawa lembaga tersebut lebih terbuka dan melibatkan partisipasi masyarakat.

"Jika janji ini nanti benar dilaksanakan oleh Sutiyoso, maka dari perspektif keterbukaan informasi publik hal ini menggembirakan," kata Abdulhamid di Jakarta, Kamis (2/7/2015), seperti dikutip Antara.

Sutiyoso telah diuji kelayakan dan disetujui secara akalamasi oleh Komisi I DPR RI untuk menjadi Kepala BIN. Meskipun belum diparipurnakan di DPR, tetapi Sutiyoso diperkirakan bakal melenggang menduduki posisi tertinggi di BIN.

Abdulhamid mengatakan, dalam Undang-Undang Nomor 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) disebutkan bahwa salah satu tujuan undang-undang adalah meningkatkan partisipasi publik dan menciptakan tatakelola pemerintahan yang baik.

Selama ini, menurut dia, BIN dipandang masyarakat sebagai lembaga negara angker yang banyak mencurigai rakyatnya. Hal ini karena sifat kerja intelijen penuh rahasia serta kepentingan yang kadangkala kurang jelas. Untuk itu, BIN seringkali dipersepsikan hanya untuk mengamankan kekuasaan.

Padahal, menurut dia, tantangan lainnya lebih banyak, utamanya tantangan internasional terkait perang nonkovensional seperti "cyberwar" (perang di dunia maya), narkoba, terorisme, dan perekonomian.

"Karena BIN selama ini tertutup, maka ada kecurigaan masyarakat terhadap keberadaan BIN. Meskipun untuk kepentingan Presiden, BIN juga tidak boleh mengabaikan dan tidak mempedulikan suara publik," ujarnya.

Demikian juga tiadanya partisipasi masyarakat menyebabkan informasi yang masuk menjadi sepihak dan seperti sudah diarahkan atau "by design".

Jika BIN terbuka di bawah kepemimpinan Sutiyoso, diharapkan kecurigaan masyarakat makin dikurangi atau bahkan dihilangkan karena keterbukaan akan menciptakan kepercayaan.

"Sebagai aparat negara, BIN mestinya juga menjadi aparat masyarakat," ucap Abdulhamid.

Ia mengatakan, partisipasi masyarakat penting di era keterbukaan informasi saat ini dan hal ini dijamin oleh UU KIP. Undang-undang menjamin pertisipasi masyarakat dalam perencanaan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, dan pengawasan pelaksanaan kebijakan negara.

Dengan tingginya partisipasi masyarakat, maka akan memperkaya informasi yang masuk dan akhirnya didapatkan akurasi dan kebenaran informasi yang diolah BIN.

"Kalau informasi BIN akurat dan benar, maka BIN tidak akan salah dalam memberikan 'advis' kepada Presiden," tukasnya.

Meski demikian, menurut dia, dalam UU KIP juga menjamin ada informasi negara yang harus dirahasiakan. Yaitu, jika informasi itu dibuka akan membahayakan pertahanan keamanan, proses penegakan hukum, strategi ekonomi nasional, politik luar negeri, informasi kekayaan alam Indonesia, dan persaingan usaha sehat.

"Jadi sikap keterbukaan BIN juga harus melihat aspek-aspek tersebut," tambahnya.

Selain itu, menurut dia, hal lainnya yang perlu dicatat adalah perkembangan teknologi informasi (IT) beserta variaannya yang sangat cepat. Untuk itu, dibutuhkan kecepatan dalam meresponsnya.

Oleh karena itu, menurut dia, Sutiyoso yang sudah cukup umur sebaiknya merekrut atau memberi peran kepada anak-anak muda yang cerdas yang bisa mengikuti perkembangan IT.

"Jika tidak, maka BIN akan selalu kalah set," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

Nasional
Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Nasional
Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Nasional
Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Nasional
UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

Nasional
Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Nasional
Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Nasional
Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com