Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Armanatha Nasir, Pulau Galang merupakan pulau yang ditujukan untuk pariwisata, bukan lagi untuk penampungan.
"Pulau Galang, saya memang mendengar di media. Tapi yang saya ketahui, itu pulau turis, sehingga harapan saya, mereka ke sana (Pulau Galang) sebagai turis," kata Armanatha, di Kantor Kemenlu, Jakarta, Kamis (21/5/2015).
Ia juga menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia telah sepakat dengan Malaysia untuk menampung sementara para pengungsi Rohingya. Kedua negara sepakat untuk menampung para pengungsi asalkan proses resettlement dan repatriasi mereka diselesaikan bersama komunitas internasional dalam waktu tiga tahun.
Untuk jangka pendek, baik Indonesia mau pun Malaysia mengutamakan untuk menarik para pengungsi yang masih berada di laut agar segera sampai di daratan. Diperkirakan ada 7.000 pengungsi yang masih terombang-ambing di lautan hingga saat ini.
Selanjutnya, pemerintah setempat akan memberikan bantuan kepada para pengungsi itu, termasuk pemberian makanan. Kendati demikian, Armanatha menyampaikan bahwa Pemerintah akan mendata kembali para pengungsi.
Dari ribuan pengungsi yang masuk, sebagian diperkirakan berasal dari Bangladesh yang pergi dari negaranya untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. Para pengungsi dengan motif ekonomi ini tidak akan diperlakukan seperti para pencari suaka yang terdesak ke luar dari negaranya karena perlakuan diskriminatif. Indonesia juga berharap adanya bantuan dari dunia internasional, misalnya dalam bentuk pendanaan untuk menangani masalah pengungsi Rohingya ini.
"Bantuan dalam konteks funding (pendanaan), yang kedua adalah merupakan tanggung jawab negara-negara lainnya," ujar dia.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah membahas masalah Rohingya ini dengan Pemerintah Thailand dan Malaysia. Pada hari ini, Menlu mengadakan kunjungan bilateral ke Myanmar. Menurut Armanatha, kunjungan ke Myanmar ini merupakan kunjungan kehormatan yang biasa dilakukan para menteri di Asia Tenggara. Ia juga menegaskan bahwa Indonesia tidak dalam posisi menekan Myanmar untuk menyelesaikan masalah pengungsi Rohingya sendirian.
"ASEAN adalah keluarga besar, apabila ada adik kita yang mengalami kesulitan, kita berikan encouragement (dorongan semangat), bukan pressure (tekanan). Itu lah yang kita lakukan kepada negara-negara ASEAN. Saat dunia mengecam dan mengucilkan Myanmar, Indonesia akan memberikan dukungan," kata Armanatha.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.