Bangsa Indonesia telah mengalami pasang-surut kehidupan, sejak sebelum masa penjajahan hingga masa reformasi sekarang ini. Berakhirnya masa penjajahan, bukan berarti kita bisa bebas berpangku tangan, berdiam diri menikmati buah kemerdekaan. Banyak hal yang harus dilakukan karena pada dasarnya kita bertanggung jawab pada kemajuan bangsa ini.
Untuk itu, para tokoh pemimpin bangsa menyampaikan kisah hidupnya selama memimpin Indonesia dan memberikan kita-kiat kepemimpinan dalam diskusi terbatas "Kultum Supermentor 6 Leader, Empat Negarawan Berbicara Mengenai Filosofi Hidup, Resep Sukses, Etos Kerja dan Ilmu Kepemimpinan".
Dalam acara yang diselenggarakan di Ballrom Djakarta Theather, Jakarta Pusat itu, hadir Ketua MPR RI Zulkifli Hasan. Sementara Mantan Wakil Presiden RI Try Sutrisno, Mantan Presiden RI BJ Habibie dan Susilo Bambang Yudhoyono, serta Presiden Pertama Timor Leste Xanana Gusnamo, didaulat menjadi pembicara di depan lebih dari 200 peserta diskusi.
Menjadi pemibicara pertama, Try mengungkapkan kisah hidupnya dari menjadi penjual air di pasar hingga akhirnya diminta menjadi Wakil Presiden RI mendampingi Presiden Soeharto. Katanya, dalam menjadi pemimpin, karakter dan kepemimpinan kita adalah kuncinya.
"Karakter dan kepemimpinan ini paling penting. Karakter menentukan apakah seseorang ikhlas dalam melakukan tugas dan menerima risiko apa saja," ungkap Try malam itu, Minggu (17/5/2015).
Demikian juga disampaikan Habibie, bahwa ada tiga kunci produktivitas, yakni budaya, agama, yakni iman dan takwa; dan pendidikan, yakni apresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Tiga hal ini harus disinergikan secara positif.
"Tapi tiga hal itu saja tidak cukup. Kalau tidak ada lapangan kerja dan jam kerjanya, bagaimana? Artinya, pemimpin yang baik harus bisa menyediakan lapangan kerja dan kerja. Harus disiplin," kata Habibie yang disambut riuh tepuk tangan peserta diskusi.
Sementara itu, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY mengungkapkan perjalannya dari seorang anak desa di Pacitan hingga berhasil menjadi RI 1. Katanya, tidak mudah memimpin Indonesia di masa politik gaduh seperti sekarang. Kunci keberhasilan, katanya, ada pada keberanian: who dares win.
"Tidak ada jalan yang lunak untuk mewujudkan cita-cita besar. Semua orang pasti punya mimpi, oleh karena itu beranilah untuk mewujudkannya. Tapi jangan lupa, ketika sudah sampai di atas, persiapkan diri untuk turun dengan baik," jelas SBY yang kala itu didampingi Ani Yudhoyono.
Sejalan dengan tiga pembicara awal, Xanana, yang bersahabat baik dengan Try, Habibie, dan SBY, mengatakan, pemimpin itu harus bertanggung jawab, konsisten, dan mampu beri contoh yang baik kepada masyarakat.
"Kita berada di suatu jaman yang sulit karena ekstrimis dan intoleransi. Karena itu, generasi muda harus berani mencapai apa yang dia impikan. Keep faith that you are able to change the world," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.