JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno tidak merisaukan pelemparan balon berisi cairan merah ke gerbang kantor Konsulat Jenderal RI di Sydney, Australia, yang terjadi pada Senin malam waktu setempat. Menurut dia, insiden pelemparan itu merupakan hal yang biasa dilakukan sebagai bentuk protes atas kebijakan negara lain.
"Ah biasa saja, kayak kita ngelempar telur busuk gitu kan sama saja," kata Tedjo di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Rabu (4/3/2015).
Kendati demikian, ia tetap mengimbau warga negara Indonesia di Australia untuk tetap waspada. Insiden pelemparan balon berisi cairan merah seperti darah ini diduga berkaitan dengan rencana eksekusi dua terpidana asal Australia, yakni Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
Konsul Penerangan, Sosial, dan Kebudayaan KJRI Sydney Nicolas Manoppo sebelumnya menuturkan, balon-balon berisi cairan merah yang akhirnya pecah itu pertama kali diketahui penjaga kantor KJRI, Selasa pukul 05.40 waktu setempat.
Menteri Sekretaris Negara Pratikno sebelumnya mengaku telah menerima laporan yang disebutnya "insiden kecil" itu. Presiden Joko Widodo, menurut Pratikno, meyakini insiden kecil itu tak sampai mengganggu hubungan baik Indonesia dan Australia.
"(Insiden itu) sesuatu yang tidak perlu direspons dan kita tak perlu paranoid," kata Pratikno. (Baca: Istana: Pelemparan Cairan Merah di KJRI Sydney Hanya Insiden Kecil)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.