Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Gerindra: Kenapa Dulu PDI-P Gadang-gadang Abraham Samad Jadi Cawapres Jokowi?

Kompas.com - 04/02/2015, 20:24 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi III asal Fraksi Partai Gerindra Martin Hutabarat mempertanyakan sikap pelaksana tugas Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang bertolak belakang dengan sikapnya saat menjelang pelaksanaan Pemilihan Presiden 2014 lalu. Hal ini terkait disebutnya nama Ketua Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad sebagai calon kuat pendamping calon Presiden Joko Widodo saat itu.

Menurut Martin, ada sikap yang tak konsisten. Saat pilpres, kata Martin, PDI-P menggadang nama Abraham sebagai kandidat pendamping Jokowi. Akan tetapi, kini, Hasto menyebut manuver itu datang dari Abraham.

"Kalau dulu Hasto gadang-gadang Abraham jadi cawapres, saya tanya, apa memang serius Saudara gadang-gadang Abraham jadi cawapres? Atau jangan-jangan cuma untuk mendongkrak elektabilitas," tanya Martin, saat rapat dengar pendapat umum (RDPU) Komisi III dengan Hasto di Kompleks Parlemen, Rabu (4/2/2015).

Martin juga menanyakan alasan PDI Perjuangan yang ingin memasangkan Abraham dengan Jokowi saat itu. Termasuk, siapa yang pertama kali memunculkan nama Abraham dipasangkan dengan Jokowi.

"Apa hebatnya Abraham ini sehingga Saudara Hasto mencalonkannya? Saya kira ganteng juga tidak ganteng-ganteng amat, bukan anak orang kaya juga. Tapi yang saya tahu Abraham ini hanya Ketua KPK," kata Martin.

Menanggapi pertanyaan Martin, Hasto membantah masuknya nama Abraham sebagai kandidat calon pendamping Jokowi karena ingin mendongkrak elektabilitas PDI Perjuangan saat itu. Menurut dia, dipasangkannya Abraham dengan Jokowi justru pertama kali muncul dari sejumlah lembaga survei.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com