Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Jangan Biarkan Negara Rusak oleh Oknum-oknum yang Atas Namakan Institusi”

Kompas.com - 27/01/2015, 22:45 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua tim independen konflik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian RI, Syafii Maarif, mengungkapkan, tim masih menunggu keputusan presiden untuk bekerja. Namun, dia menegaskan bahwa tim independen akan bekerja maksimal untuk menuntaskan kasus itu.

“Pokoknya kami ingin selamatkan KPK, Polri, jangan dibiarkan negara rusak oleh oknum-oknum yang atas namakan institusi. Itu enggak bisa!” ujar Syafii seusai melakukan pertemuan dengan tim independen di kantor Sekretariat Negara, Selasa (27/1/2015).

Menurut Syafii, untuk mengatasi pertikaian dua institusi itu, harus digunakan akal sehat dan nurani. Saat ditanya secara spesifik soal langkah pertama tim independen, mantan Ketua PP Muhammadiyah itu menyatakan bahwa tim independen harus menunggu keppres soal pembentukan tim terlebih dulu.

“Tunggu dululah supaya kita punya landasan legalitas. Sabarlah. Negara ini butuh kesabaran di samping keberanian,” seloroh Syafii.

Presiden Jokowi kini tengah berupaya mencari jalan keluar menyelesaikan kisruh antara KPK dan Polri. Selain mendapat pertimbangan dari Wantimpres, Jokowi juga membentuk tim independen. Jokowi mengaku akan terus mengawasi dan mengawal proses hukum kasus calon kepala Polri Komjen Budi Gunawan di KPK dan kasus Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto di Bareskrim Polri.

Jokowi mengatakan, semua pihak sepakat agar KPK dan Polri ataupun lembaga penegak hukum lain menjaga wibawa sebagai institusi penegak hukum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com