JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta semua pejabat di daerah untuk tidak berbondong-bondong menjemputnya di bandara dan mendampinginya selama kegiatan blusukan. Jokowi meminta hal ini agar pemerintah daerah juga bisa belajar menghemat anggaran.
Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengungkapkan, Presiden memanggil para stafnya pada Senin (1/12/2014) untuk merencanakan penghematan kunjungan kerja ke daerah hingga luar negeri. Jokowi, kata Pratikno, ingin tetap bisa melakukan blusukan, tetapi dengan penghematan.
"Presiden ingin rombongan lebih kecil. Lalu, di daerah juga semua pejabat jangan ditradisikan menjemput, berjubel-jubel," kata Pratikno di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin.
Pratikno menjelaskan bahwa penyambutan Jokowi oleh pejabat daerah justru memakan biaya besar. Selain itu, Jokowi juga mengkhawatirkan konvoi kendaraan dinas pemerintah daerah justru akan membuat kemacetan di jalan.
"Menurut Presiden, itu malah lebih ribet. Inginnya hemat, tidak ada yang lain," imbuh Pratikno.
Jokowi mulai melakukan penghematan perjalanan dinas dengan merampingkan jumlah rombongan. Pada saat melakukan kunjungan luar negeri ke Beijing, Tiongkok, awal November lalu, Jokowi hanya membawa 46 orang.
Rombongan itu sudah terdiri dari Pasukan Pengamanan Presiden, ajudan, protokoler, wartawan, dan menteri terkait.
Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan rombongan yang dibawa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mencapai 75 orang setiap kali kunjungan ke luar negeri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.