Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam Rapat Paripurna, Ruhut Memohon DPR Menyudahi Konflik

Kompas.com - 04/11/2014, 11:59 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, memohon kepada pimpinan DPR agar perpecahan di DPR segera diselesaikan. Permohonan itu disampaikan Ruhut secara terbuka dalam rapat paripurna DPR, Selasa (4/11/2014), di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

"Saya mohon dengan kerendahan hati. Hati boleh panas, kepala tetap dingin, agar kita bisa berkumpul lagi semua 560 anggota. Saya mohon kepada pimpinan DPR yang legal," kata Ruhut.

Ruhut mengusulkan agar ada perubahan Undang-Undang No 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3) terkait jumlah pimpinan DPR dan pimpinan komisi serta alat kelengkapan DPR lainnya. Hal itu dianggapnya perlu dilakukan lantaran perpecahan di DPR karena adanya perebutan kursi pimpinan alat kelengkapan DPR.

"Maksud saya, bagaimana kita sepakati di UU MD3 kita tambah saja, wakil (ketua komisi) diberikan kepada mereka (Koalisi Indonesia Hebat)," ucap Ruhut.

Juru Bicara Partai Demokrat itu melanjutkan, permasalahan di DPR membuat kinerja anggota DPR menjadi tidak efektif. Ia bahkan menyebut anggota DPR memakan gaji buta setidaknya selama satu bulan setelah dilantik sebagai anggota DPR. (Baca: DPR Terbelah, Ruhut Malu Jadi Anggota Dewan yang Makan Gaji Buta)

Di luar itu, Ruhut juga menyampaikan keprihatinannya kepada sekretaris pribadi dan tenaga ahli anggota DPR yang belum menerima gaji lantaran belum ada rapat yang menetapkan mengenai pembayaran gaji tersebut.

"Gaji kita sudah masuk, tapi tenaga ahli dan sespri, mereka sampai sekarang belum terima gaji, kasihan. DPR sudahlah, jangan bohongi rakyat terus," ucap Ruhut.

Kubu fraksi Koalisi Indonesia Hebat menyatakan akan terus melanjutkan DPR tandingan sampai ada kesepakatan dengan kubu Koalisi Merah Putih terkait pembagian kursi pimpinan alat kelengkapan DPR secara proporsional. Kubu KIH kembali tidak menghadiri rapat paripurna hari ini.

Hingga saat ini, kedua pihak masih mencari solusi untuk menyelesaikan konflik. (Baca: Di Belakang Layar, KIH-KMP Bertemu 15 Kali untuk Selesaikan Konflik DPR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Nasional
5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: 'Fast Track' hingga Fasilitas buat Lansia

5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: "Fast Track" hingga Fasilitas buat Lansia

Nasional
Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Nasional
Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Nasional
Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Nasional
Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Nasional
Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Nasional
PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

Nasional
Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Nasional
Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Nasional
Disebut Copot Afriansyah Noor dari Sekjen PBB, Yusril: Saya Sudah Mundur, Mana Bisa?

Disebut Copot Afriansyah Noor dari Sekjen PBB, Yusril: Saya Sudah Mundur, Mana Bisa?

Nasional
Video Bule Sebut IKN 'Ibu Kota Koruptor Nepotisme' Diduga Direkam Dekat Proyek Kantor Pemkot Bogor Baru

Video Bule Sebut IKN "Ibu Kota Koruptor Nepotisme" Diduga Direkam Dekat Proyek Kantor Pemkot Bogor Baru

Nasional
Ahli Pidana: Bansos untuk “Korban” Judi Online Sama Saja Kasih Narkoba Gratis ke Pengguna…

Ahli Pidana: Bansos untuk “Korban” Judi Online Sama Saja Kasih Narkoba Gratis ke Pengguna…

Nasional
KPK Akan Gelar Shalat Idul Adha Berjamaah untuk Tahanan Kasus Korupsi

KPK Akan Gelar Shalat Idul Adha Berjamaah untuk Tahanan Kasus Korupsi

Nasional
Ahli Sebut Judi Online seperti Penyalahgunaan Narkoba, Pelakunya Jadi Korban Perbuatan Sendiri

Ahli Sebut Judi Online seperti Penyalahgunaan Narkoba, Pelakunya Jadi Korban Perbuatan Sendiri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com