JAKARTA, KOMPAS.com - Dinamika pilihan terkait rancangan undang-undang pemilihan kepala daerah ternyata tak hanya terjadi di forum lobi, Kamis (25/9/2014). Perubahan sikap secara drastis terlihat di sidang paripurna, usai forum lobi dilakukan.
Mulanya, Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso mengungkapkan opsi yang ditawarkan Partai Demokrat yakni pilkada langsung dengan 10 syarat perbaikan tidak bisa diterima dalam forum lobi. Forum lobi itu dihadiri oleh perwakilan sembilan fraksi yang ada.
Setelah Priyo memaparkan hasil forum lobi, perwakilan Fraksi Partai Demokrat yakni Benny K Harman kemudian membacakan sikap partainya.
"Kami meminta agar opsi kami tetap dipertimbangkan, di mana lagi kami mencari kebijaksanaan selain dari para anggota dewan," kata Benny.
Ucapan Benny ini langsung mengundang interupsi dari kubu koalisi Indonesia Hebat. Mulai dari Fraksi PDI-P, Fraksi PKB, hingga Fraksi Hanura terus berteriak. Teriakan mereka adalah mendukung opsi Partai Demokrat itu.
"PDI-P dukung opsi Demokrat," tukas politisi PDI-P Aria Bima.
"Hanura dukung opsi Demokrat," teriak Ketua Fraksi Partai Hanura Syarifuddin Sudding.
"PKB dukung opsi Demokrat," sahut politisi PKB, Abdul Malik Haramain.
Teriakan pun terus bersahutan di dalam gedung parlemen yang dihadiri 500 anggota dewan itu. Bahkan salah satunya ada yang meneriakkan nama Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono.
"Hidup pak SBY1!"
Atas perubahan sikap ketiga fraksi itu, sejumlah anggota fraksi dari partai yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih protes. Menurut mereka, seharusnya hasil forum lobi yang disepakati sidang paripurna, bukan perubahan tiba-tiba fraksi dalam sidang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.