"Penuntasan kasus HAM berat harus jadi prioritas, soalnya sudah 16 tahun tidak ada kepastian," kata Paian Siahaan, orang tua Ucok Siahaan, korban kasus pelanggaran HAM 1998, saat berorasi di depan Kantor Transisi, Jakarta Pusat, Kamis.
Pantauan di lokasi, keluarga korban tiba di depan Kantor Transisi didampingi oleh beberapa koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) sekitar pukul 15.00 WIB. Hadir juga di lokasi sejumlah orang yang mengenakan kostum tokoh wayang Arjuna dan Kurawa.
Jokowi diharapkan berani bertindak seperti Arjuna, dan tidak memilih menteri di kabinetnya yang memiliki sifat jahat seperti Kurawa. Aksi tersebut berlangsung sekitar 20 menit dan berakhir setelah Paian memberikan surat rekomendasi untuk Jokowi-JK terkait penuntasan kasus pelanggaran HAM.
Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto menerima surat rekomendasi tersebut. Selain meminta dituntaskannya kasus pelanggaran HAM di tahun 1998, Paian juga berharap pemerintahan Jokowi-JK mampu menuntaskan seluruh kasus pelanggaran HAM berat lainnya, seperti kasus Talangsari, dan kasus pelanggaran HAM tahun 1965.
"Selama ini Jaksa Agung dan Komnas HAM saling lempar. Presiden SBY tidak menindaklanjuti rekomendasi DPR tahun 2009 terkait kasus penghilangan paksa dan tidak menggunakan kewenangan politiknya untuk menuntaskan kasus HAM. Kami berharap tidak diulangi di pemerintahan Pak Jokowi," ujar Paian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.