JAKARTA, KOMPAS.com -- Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengaku tidak berniat melecehkan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dengan menyebut Ketua Umum Partai Demokrat itu tepat menjadi bakal calon wakil presiden dari Demokrat. Anas menyebut SBY tepat jadi cawapres karena, menurut dia, SBY adalah kader terbaik yang dimiliki Demokrat saat ini.
"Yang elektabilitasnya paling tinggi untuk diajukan jadi cawapres, ya Pak SBY. Kalau yang diajukan Pak SBY sebagai cawapres, saya yakin capres-capres lain pasti berebutan, jadi laku. Jadi, rasional alasan saya. Dipahami saja, saya kira tidak apa, yang pasti itu bukan mengolok-olok, masak mengolok-olok presiden? Kualat dong," kata Anas di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Senin (28/4/2014).
Dalam video wawancara yang diunggah di Youtube, SBY merasa dilecehkan dengan usulan sebagian pihak agar dirinya kembali maju sebagai cawapres dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014. Menurut SBY, usulan itu hanya ingin memperolok-olok dirinya. Di sisi lain, SBY menilai ada juga yang serius berharap dirinya bisa maju sebagai cawapres.
SBY tidak melihat ada niat yang bersangkutan untuk menghinanya. Ia berpendapat bahwa jika dirinya mau menjadi wapres, dengan segala pengalaman yang dimiliki, maka bisa membantu presiden yang baru sehingga pemerintahan akan berjalan lebih baik.
Sebelum SBY menyampaikan pernyataannya ini, Anas melontarkan usulan agar Demokrat memajukan SBY sebagai cawapres. Pernyataan ini disampaikan Anas seusai diperiksa KPK sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek Hambalang, Kamis (24/4/2014) pekan lalu.
Menurut Anas, Demokrat bisa membangun poros koalisi sendiri serta mengusung pasangan capres dan cawapres. Kuncinya ada pada pengusungan SBY sebagai cawapres.
Pada Desember 2013 atau sebelum pemilu legislatif, Anas menyarankan hal yang sama. Menurut Anas, dengan memajukan SBY sebagai cawapres, Demokrat bisa selamat dari keterpurukan dalam pemilu legislatif. Pernyataan Anas ini dianggap sejumlah politikus Demokrat sebagai sindiran terhadap SBY.
Hari ini, Anas juga mengaku berbicara dengan rekannya, Gede Pasek Suardika, yang juga politikus Partai Demokrat, mengenai peta koalisi pilpres. Anas dan Pasek membicarakan hal tersebut saat Pasek berkunjung ke Rumah Tahanan KPK pagi tadi.
"Tadi itu ngobrol banyak, tentang koalisi, tentang pilpres, tentang capres dan cawapres, dan lain-lain. Diskusilah soal itu karena banyak teman-teman di daerah bertanya, arahnya ke mana di pilpres," kata Anas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.