"Ya memang banyak yang mengakui. Kalau partai koalisi ya bolehlah, tapi kalau oposisi kan tidak masuk akal. Kami ini partai pemerintah, yang melakukan. Ini yang harusnya diungkap," ujar Pramono saat berbincang dengan sejumlah wartawan di Magelang, Jawa Tengah, Minggu (16/3/2014).
Pramono saat itu menjelaskan tentang alasan Partai Demokrat mengangkat slogan "Beri Bukti, Bukan Janji" dalam pemilu kali ini. Pada Pemilu 2009, Partai Demokrat mengangkat slogan "Katakan Tidak pada Korupsi" dengan menampilkan sejumlah kader yang justru tersangkut kasus korupsi.
Pramono berpendapat, perlahan tetapi pasti, suara dukungan untuk Partai Demokrat saat ini mulai menguat. Untuk menguatkan lagi, Pramono menuturkan bahwa rakyat harus diperlihatkan dengan segala hal yang sudah diperbuat oleh SBY.
Dia mencontohkan Undang-Undang Desa yang telah disahkan di DPR. Dalam UU itu, nantinya desa akan mendapat anggaran dana minimal Rp 1 miliar. Jauh sebelum ada UU Desa, lanjut Pramono, SBY juga sudah mengeluarkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM Mandiri) dan Kredit Usaha Rakyat.
Saat ditanyakan soal kampanye Prabowo Subianto (capres Partai Gerindra) yang mengiming-imingi satu desa Rp 1 miliar, Pramono merasa yakin bahwa rakyat tidak akan terbuai dengan janji-janji.
"Prabowo baru 'akan' kan, sementara Pak SBY sudah buktikan. Jadi, hal-hal seperti ini yang harus kami katakan dan kami besarkan. Mungkin dalam waktu ke depan, kampanye iklan sudah mulai ditayangkan," tuturnya.
Dalam mengampanyekan slogan "Beri Bukti, Bukan Janji", Pramono yang baru kali pertama menjadi juru kampanye dalam pemilu ini mengaku akan melakukan gaya yang berbeda dengan SBY.
"Saya bahasanya agak menyodok ke hati. Kalau Pak SBY kan halus, kita sudah melakukan ini-itu. Tapi kalau saya, ini lihat dong Demokrat," seloroh mantan Kepala Staf Angkatan Darat ini.
Seperti diberitakan, Partai Demokrat akan melakukan kampanye akbar perdananya di Magelang pada Minggu ini. Presiden SBY selaku Ketua Umum Partai Demokrat batal hadir dalam kampanye kali ini karena masih berada di Riau. Nantinya, peran SBY akan diisi oleh sejumlah elite Partai Demokrat, mulai dari Pramono Edhie, Ani Yudhoyono, hingga Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.