Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/03/2014, 07:17 WIB


KOMPAS.com
- ”KATANYA ini zaman reformasi. Setiap orang dapat rezeki. Eh ternyata yang ada repot nasi. Makannya aja cuma sekali.”

Demikian cuplikan lagu berjudul ”Pilih Gerindra, Pilih Prabowo”. Lagu itu menggunakan melodi lagu ”Cucak Rowo”, yang teksnya diganti dengan ide-ide kampanye Gerindra. Diawali dengan masalah aktual, lagu ini kemudian menghadirkan solusi pada paruh keduanya.

”Tentunya kita harus berubah. Pilih partai yang paling gagah. Lambangnya Garuda Pancasila. Itulah Partai Gerindra. Prabowo presidennya. Jujur cerdas berani tegas.”

”Kami ingin sampaikan perubahan pesan lewat lagu. Sederhana, tetapi efektif,” kata Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Fadli Zon, Kamis (13/3), saat peluncuran www.LaguGerindra.com yang berisi streaming lagu-lagu kampanye Gerindra.

Fadli mengatakan, ada berbagai aliran lagu yang tentunya ditujukan bagi beragam selera pendengar. Selain dangdut, ada versi keroncong, pop, rock, bahkan orkestra, yaitu ”Indonesia Jaya” yang menggunakan melodi lagu ”Santa Lucia”. Helmi Adam, salah satu sutradara klip video lagu-lagu ini, mengatakan, budaya musik kental untuk menyemarakkan kampanye.

Hal ini jadi terobosan menarik dari Gerindra, ditinjau dari sisi pemasaran dan komunikasi politik. Lagu digunakan untuk memasuki pikiran berbagai jenjang konstituen. Selain menggunakan cara-cara kampanye konvensional, lagu pun dipakai. Bahkan, Jossie Hityahubessy, yang membuat lagu ”Prabowo Presidenku”, bercerita adalah Prabowo sendiri yang menambahkan kata-kata Macan Asia dalam teks lagu ciptaan Jossie.

”Prabowo suka irama Latin, dia goyang-goyang sendiri,” kata Jossie.

Kampanye politik, seperti yang disampaikan pakar komunikasi Amerika Serikat pada era tahun 1960-an, Harold Lasswell, adalah ”Siapa Mengatakan Apa, Melalui Saluran Apa, Kepada Siapa, Dengan Efek Apa.”

Dengan lagu-lagu yang sudah familier seperti ”Apuse” dan ”Surabaya oh Surabaya”, pesan yang disampaikan adalah memparalelkan Indonesia yang makmur dan maju dengan Gerindra dan Prabowo.

Dalam lagu ”Garuda Pasti Bisa” yang menggunakan melodi ”Surabaya oh Surabaya”, dinyanyikan, ”Bersatulah seluruh bangsa. Bersama kita membangun nusa. Prabowolah presiden kita. Partai Gerindra … Partai Gerindra pilihan kita. Rakyat makmur, rakyat aman. Bangsaku jaya.”

Cara-cara kampanye yang kreatif dan menarik kerap dipakai Gerindra. Sebelum www.LaguGerindra.com, juga ada video dokumenter yang berisi silsilah dan keunggulan Prabowo Subianto. Dunia maya kerap menjadi pilihan. Hal ini bisa dimaklumi sebagai strategi Gerindra untuk menghadapi kekuatan-kekuatan politik yang memiliki akses propaganda lewat media-media massa, terutama televisi.

Sebut saja Hanura yang memiliki serangkaian stasiun televisi dan radio di bawah kelompok MNC. Demikian juga dengan Partai Nasdem dan Partai Golkar, yang dengan penguasaannya terhadap media jadi bentuk infiltrasi terhadap pikiran publik.

Masalahnya, demokrasi bukan sekadar kampanye, apalagi propaganda. Ada bahaya di mana propaganda bisa menjadi mimpi yang menutup kenyataan.

Padahal, prinsip demokrasi adalah kekuasaan rakyat yang kompleks terwujud dalam keseharian, seperti hak minoritas, jaminan hak asasi, proses hukum, dan ekonomi yang adil. (Edna C Pattisina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com