Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dahlan Iskan Sebut Indonesia Dijajah BBM

Kompas.com - 06/01/2014, 23:35 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat yang juga Menteri Badan Usaha Milik Negara, Dahlan Iskan, memaparkan visinya tentang masalah energi. Ia pun menyebut Indonesia saat ini sedang dijajah oleh bahan bakar minyak.

"Kita dalam penjajahan BBM. Kita impor BBM begitu besarnya," kata Dahlan di kantor Sekretariat Konvensi Partai Demokrat, Jakarta, Senin (6/1/2013).

Menurut Dahlan, impor BBM telah berdampak luas terhadap ekonomi nasional. Ia menuturkan, tingginya impor BBM menyebabkan cadangan devisa terkuras, neraca perdagangan mengalami defisit, dan nilai tukar rupiah merosot.

"Kita produksinya kecil, tapi konsumsinya meningkat drastis. Sebanyak 1 juta mobil dan 7 juta motor bertambah setiap tahun," ujarnya.

Terkait hal itu, Dahlan mengaku sudah membuat beberapa rencana strategis di bidang energi. Salah satunya adalah membangun kilang minyak. Satu kilang minyak, kata Dahlan, membutuhkan dana yang tidak sedikit, yakni Rp 80 triliun.

"Investor enggak ada yang tertarik bangun kilang karena labanya kecil. Jadi, bangun kilang harus dikasih insentif. Investor kilang bilang insentifnya tax holiday," ucapnya.

Hitung-hitungan Dahlan, dengan pemberlakuan tax holiday, negara akan kehilangan pendapatan pajak sekitar Rp 14 triliun per tahun. Meski begitu, kata dia, jumlah itu tidak seberapa ketimbang ketiadaan kilang yang menyebabkan negara harus mengeluarkan uang Rp 140 triliun dalam empat tahun terakhir.

Dahlan menambahkan, sebagai Menteri BUMN, dia juga sudah menargetkan untuk menaikkan lifting minyak sebesar 200.000 barrel per hari sampai akhir tahun 2014. Untuk mewujudkannya, ia meminta Pertamina untuk memaksimalkan sekitar 5.000 sumur minyak yang sudah tua sekaligus memperbarui perangkat teknologi yang digunakan.

Selain itu, Dahlan juga berjanji untuk memaksimalkan potensi sumber daya non-minyak yang ada, seperti gas, batu bara, energi geotermal (panas bumi), dan biomassa. Khusus mengenai gas, Dahlan mengatakan bahwa masa depan energi Indonesia terletak pada gas, bukan minyak bumi.

"Kalau di negara-negara maju, gas untuk kebutuhan rumah tangga dan industri itu langsung dialirkan. Oleh karena itu, saya akan membangun pipa trans, dengan prioritas pipa Trans Sumatera-Jawa," kata Dahlan.

Pembangunan kilang minyak dan pipa gas adalah dua janji Dahlan di antara janji-janji lainnya. Beberapa janjinya yang lain adalah membuat "PLN Baru" dengan memanfaatkan biomassa sebagai sumber energi listrik, melakukan penggalian geotermal dengan dana Rp 500 miliar, dan membuat cadangan batu bara yang bisa digunakan selama seratus tahun ke depan.

"Kalau BBM diblokir oleh negara lain, kita bisa kolaps. Jadi, penjajahan BBM harus segera diakhiri," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

Nasional
Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Nasional
Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Nasional
Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat 'Geo Crybernetic'

Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat "Geo Crybernetic"

Nasional
Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

Nasional
Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Nasional
PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

Nasional
SYL Klaim Tak Pernah 'Cawe-cawe' soal Teknis Perjalanan Dinas

SYL Klaim Tak Pernah "Cawe-cawe" soal Teknis Perjalanan Dinas

Nasional
Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Nasional
Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Nasional
Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Nasional
Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com