Pada 3 Agustus 2013, Kompas mendapat informasi ada operasi tangkap tangan (OTT) dengan target "besar". Sebenarnya, tak ada yang istimewa dengan informasi soal OTT menjelang Lebaran. Tiga tahun terakhir, KPK menangkap pelaku suap-menyuap jelang Lebaran. Ketika informasi menyebut target OTT kali ini lumayan "besar", terbetik juga rasa penasaran.

Hingga sehari jelang Lebaran, informasi yang diperoleh menyebutkan bahwa OTT gagal. Rupanya, kegagalan OTT ini hanya untuk mengaburkan informasi guna menjaga kerahasiaan operasi. Tim penyelidik dan penyidik KPK tetap bergerak di lapangan.

Selasa (13/8/2013) pagi, tim penyelidik KPK mendapatkan sadapan pembicaraan dua orang yang dicurigai menjadi pemberi dan perantara suap untuk Rudi. Salah satunya adalah Simon Gunawan Tanjaya, eksekutif top perusahaan trading dan pengolahan minyak mentah asal Singapura, Kernel Oil Pte Ltd.

Pagi itu, Simon tersadap sedang berbicara dengan Deviardi alias Ardi, pelatih golf pribadi Rudi, mantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral itu.

Dalam pembicaraan telepon itu, Simon dan Ardi sepakat bertemu di kawasan SCBD siang harinya. Penyelidik KPK menguntit Ardi. Dalam pertemuan itu, Simon menyerahkan uang dollar AS kepada Ardi. Uang disimpan dalam goodie bag.

Warta Kota/Henry Lopulalan Petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menunjukkan barang bukti motor gede (moge) yang disita dari rumah Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini dalam operasi tangkap tangan (OTT), di halaman Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (14/8/2013). KPK menyita uang senilai 690.000 dolar AS dan 127.000 dolar Singapura serta motor gede (moge) merek BMW dalam operasi tersebut. Rudi tertangkap tangan oleh KPK beberapa saat setelah menerima uang suap dari seseorang melalui perantara, di rumahnya di Jalan Brawijaya 8 No 30, Jakarta Selatan, Selasa (13/8/2013) malam.

Selanjutnya oleh Ardi uang tersebut disimpan dalam tas hitam. Malam harinya, dengan naik motor gede klasik BMW, Ardi menuju rumah Rudi di Jalan Brawijaya VIII No 30, Jakarta Selatan. Ardi sampai di rumah Rudi sekitar pukul 20.00. Namun, Rudi, Guru Besar Ilmu Perminyakan Institut Teknologi Bandung, belum pulang. Ardi menunggu sembari menikmati kopi di rumah Rudi. Beberapa penyelidik dan penyidik KPK menunggu di luar rumah.

Sekitar pukul 21.30, Rudi sampai rumah. Mereka berbincang sebentar. Rudi sempat mencoba motor BMW yang dibawa Ardi. Ardi berniat memberikan motor BMW ke Rudi. Ardi sudah membawa BPKB motor BMW itu.

Akhirnya, tas berisi uang 400.000 dollar AS yang dibawa Ardi berpindah tangan ke Rudi. Ardi pulang diantar mobil dan sopir pribadi Rudi karena motor BMW telah diberikan kepada Rudi. Tak berapa lama, Ardi dicegat petugas KPK. Dia tak bisa mengelak. Sekitar pukul 22.30, petugas kembali ke rumah Rudi. Rudi kaget ketika petugas memperkenalkan diri dari KPK.

Seluruh uang hendak diberikan sebelum Lebaran untuk tunjangan hari raya. Namun, Simon tak bisa menarik banyak dollar AS menjelang Lebaran. Bank tutup selama libur Lebaran. Penarikan uang dilanjutkan setelah libur Lebaran lewat.

Seperti yang selalu diungkapkan Juru Bicara KPK Johan Budi SP, selama libur Lebaran, kantor KPK tutup, tetapi ada pegawainya yang tetap bekerja. Mereka yang tetap bekerja inilah yang menangkap Rudi, Simon, dan Ardi. Seperti korupsi yang tidak pernah libur, begitu juga KPK. (KHAERUDIN)