JAKARTA, KOMPAS.com — Dikotomi calon presiden dan wakil presiden dari latar belakang militer atau sipil dinilai sudah tidak relevan lagi untuk kondisi saat ini. Rakyat diyakini akan memilih pemimpin dengan melihat kejujuran, ketegasan, kecerdasan, dan pelayanannya.
"Presiden harus punya integritas, kapabilitas, serta utamanya leadership. Dengan demikian, latar belakang apa pun, kalau seorang capres punya integritas dan kapabilitas, ia yang akan dipilih," kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon, di Jakarta, Selasa (9/4/2013).
Hal itu dikatakan Fadli menanggapi sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang meminta Partai Demokrat mengusung capres dengan berlatar belakang sipil dan cawapres berlatar belakang militer dalam Pemilu 2014.
Seperti diketahui, Partai Gerindra akan mengusung Ketua Umum Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai capres di Pemilu 2014. Prabowo adalah mantan Komandan Jenderal Kopassus dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal.
Fadli juga mengomentari adanya usulan agar gelar pendidikan capres nantinya minimal sarjana. Menurut dia, gelar sarjana tidak menjamin seseorang mampu menjadi presiden. Ia memberikan contoh tokoh-tokoh yang tidak memiliki gelar sarjana ketika memimpin, seperti Deng Xiaoping, Abdurrahman Wahid, Soeharto, dan Megawati Soekarnoputri.
"Bahkan, banyak miliuner pemimpin perusahaan besar yang tak lulus S-1, seperti Bill Gates atau Steve Jobs. Pada diri presiden itu yang penting punya leadership untuk menjadi nakhoda pembawa perahu sampai ke pulau. Percuma ijazah S-3, tetapi tidak punya leadership. Leadership itu bukan dilihat dan didapat dari ijazah, melainkan dari pengalaman dan daya kreativitasnya," ujar Fadli.
Dalam jajak pendapat yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei, nama Prabowo termasuk salah satu nama yang paling difavoritkan menjadi calon presiden. Prabowo pernah maju sebagai calon wakil presiden pada Pemilu 2009 mendampingi calon presiden dari PDI-P, Megawati Soekarnoputri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.