Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pramono: Cegah Korupsi, Parpol Perlu Badan Usaha

Kompas.com - 14/03/2013, 00:08 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai politik sebaiknya diperbolehkan punya badan usaha untuk membiayai kegiatannya. Langkah itu dinilai dapat mencegah praktik korupsi yang dilakukan kader parpol.

"Jangka panjang parpol harus diberi kesempatan memiliki badan usaha yang tidak boleh bersentuhan dengan APBN (dan) APBD. Kalau tidak diatur, praktik (korupsi anggaran) seperti sekarang ini akan terjadi kembali," kata Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Pramono Anung Wibowo, Rabu (13/3/2013). Berpidato di seminar Membangun Akuntabilitas Partai Politik: Menaklukkan Korupsi yang digelar oleh KPK di Jakarta, dia mengatakan sistem daftar proporsional terbuka membuat biaya politik di Pemilu 2014 semakin mahal.

Pada Pemilu 2009, ujar Pramono, biaya kampanye sudah naik 3,5 kali lipat dibandingkan biaya pada Pemilu 2004. Merujuk pada disertasi doktoralnya, rata-rata anggota Dewan Perwakilan Rakyat mengeluarkan dana Rp 1,5-2 miliar selama kampanye sampai dengan terpilih. Besarnya biaya yang dibutuhkan itu rentan membuat calon anggota legislatif menghalalkan segala cara untuk mengembalikan modal kampanye sebelumnya dan mencari modal untuk maju di periode berikutnya.

Bila usul pembentukan badan usaha milik partai politik ini bisa diterapkan, kata Pramono, harus diatur pula dalam rentang waktu tertentu sahamnya bisa pula dimiliki publik. "Dengan demikian, akan mudah dikontrol," tegas dia.

Sebaliknya, bila usul pembentukan badan usaha ini tak bisa diterapkan, Pramono pun memberikan alternatif kedua. "Cara kedua, negara yang biayai partai politik. Begitu (dinyatakan) lolos menjadi partai politik, negara (Iangsung) membiayainya," kata dia. 

Bukan usulan pertama

Sebelumnya, Ketua DPR Marzuki Alie menyampaikan usul senada menyikapi terus terjeratnya anggota dewan dalam kasus korupsi. Usaha milik partai politik itu, kata dia, diharapkan bisa membiayai kampanye. Jika tidak diatur demikian, Marzuki yakin akan ada lagi anggota dewan yang terjerat. "Pasti (ada lagi yang korupsi). Omong kosong kalau enggak. Dari mana uangnya (untuk kampanye)? Jujurlah, biaya pemilu mahal," kata Marzuki beberapa waktu lalu.

Usul pembentukan partai politik boleh memiliki badan usaha juga datang dari Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Ali Masykur Musa. Dengan badan usaha yang profesional, partai juga dilatih untuk menerapkan transparansi dan profesionalitas. "Usulan agar partai politik boleh memiliki badan usaha dengan pertimbangan untuk mencegah praktik korupsi dan penyimpangan uang negara," kata Ali, di Jakarta, Selasa (5/3/2013).

Menurut Ali, kehadiran badan usaha ini merupakan upaya mewujukan kemandirian partai politik yang harus dikelola secara profesional. "Akan menjadi pembelajaran bagi partai politik untuk melakukan transparansi dalam pengelolaan keuangan partai," tambah Ali. Menurutnya, dengan terbiasa mengelola badan usaha yang transparan, keuangan partai politik akan bisa lebih dipertanggungjawabkan.

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Geliat Politik Jelang 2014

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

    Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

    Nasional
    Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

    Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

    Nasional
    Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

    Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

    Nasional
    Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

    Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

    Nasional
    Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

    Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

    Nasional
    Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

    Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

    Nasional
    Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

    Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

    Nasional
    Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

    Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

    Nasional
    Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

    Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

    Nasional
    Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

    Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

    Nasional
    Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

    Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

    Nasional
    Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

    Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

    Nasional
    Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

    Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

    Nasional
    Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

    Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

    Nasional
    Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

    Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com