Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Rhoma "Nyapres", Anggap Saja "Joke of the Month"

Kompas.com - 13/11/2012, 07:40 WIB
Inggried DW

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wacana bakal calon presiden yang akan maju dalam Pemilihan Presiden 2014 sudah mulai bergulir. Sejumlah nama pemimpin partai politik seperti Aburizal Bakrie, Prabowo Subianto, dan Megawati Soekarnoputri diprediksi masih akan meramaikan kontestasi perebutan RI-1. Namun, siapa sangka kemudian muncul nama raja dangdut Rhoma Irama. Seriuskah Bang Rhoma ingin bertarung melawan para politisi papan atas itu? Yang jelas, Partai Persatuan Pembangunan, "rumah" di mana Rhoma aktif berpolitik, membuka lebar kesempatan untuknya.

Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah yang juga peneliti senior Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi menanggapi enteng wacana itu. Menurutnya, wacana pencapresan Rhoma, yang pertama kali digulirkan oleh ulama dan habib internal PPP, kemudian mendapatkan tanggapan yang terlalu serius.

"Ini kan pertama kali bergulir di kalangan internal PPP, terutama para ulama dan habib yang dekat dengan kalangan PPP. Kemudian, digulirkan ke publik dan ditanggapi terlalu serius. Rhoma juga meresponsnya agak berlebihan. Kalau saya, anggap saja joke of the month meskipun secara konstitusional, itu hak seorang Rhoma Irama," kata Burhanuddin, kepada Kompas.com, Selasa (13/11/2012) pagi.

Ia mengungkapkan, alasan rasional meragukan keseriusan Rhoma nyapres adalah tingkat elektabilitasnya. Seseorang yang populer tak serta-merta memiliki elektabilitas tinggi. "Dilihat dari kemungkinan di PPP sendiri juga sangat kecil. Jangan kan Rhoma, Ketua Umumnya saja belum tentu jadi capres. Elektabilitas Rhoma juga belum muncul, bahkan dalam simulasi top of mind," paparnya.

Burhanuddin meyakini, publik juga tidak menanggapi serius wacana pencapresan Rhoma. "Rhoma sudah luar biasa di panggung dangdut, sebagai raja yang tak pernah lengser. Namun, sebagai capres, menurut saya, bukan kaplingnya," ujar Burhan.

Di balik wacana ini, ia menduga, ada strategi yang sengaja dibentuk PPP untuk mendongkrak popularitas partai yang menurun. Dari sisi timing, munculnya wacana pencapresan Rhoma turut membuat publik sadar akan keberadaan PPP.

"Apalagi elite-elite PPP sepertinya bertepuk tangan dengan munculnya wacana ini. Kalau isu ini bergulir terus, yang untung PPP. Masyarakat atau pendukung Rhoma tahu bahwa Rhoma masih aktif di PPP," katanya.

Sebelumnya, pendukung Rhoma Irama yang tergabung dalam Soneta Fans Club Indonesia (SFCI) mengajukan Rhoma Irama sebagai calon presiden pada pemilu mendatang. Figur seniman yang religius itu diyakini mampu menjadi pemimpin besar dan membawa bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik. Dukungan tersebut disampaikan puluhan anggota SFCI dari berbagai daerah di Jawa Timur saat menyambut Rhoma Irama di Bandara Internasional Juanda Surabaya, Kamis (1/11/2012).

Ketua SFCI Surabaya Yusuf Maulana mengatakan, Rhoma adalah figur yang memiliki komitmen kuat memberantas kemungkaran. Karena itu, dia yakin, jika Rhoma terpilih menjadi presiden nanti, pemerintahan Indonesia akan bersih dari berbagai hal berbau korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Dukungan lainnya datang dari Wasilah Silaturahum Asatidz Tokoh dan Ulama (Wasiat Ulama). Keberhasilan Rhoma memimpin kelompok musik Soneta Grup dinilai menjadi salah satu alasan Rhoma pantas dimajukan dalam bursa capres RI.

"Rhoma Irama memiliki jiwa kepemimpinan yang tangguh, itu tecermin ketika memimpin Soneta Grup selama 40 tahun lebih dan tetap solid," ujar Fachrurozy Ishaq, Ketum DPP Wasiat Ulama, dalam deklarasi dukungan di rumahnya, Jalan Mesjid No 8, Rawabunga, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (8/11/2012).

Fachrurozy melanjutkan, alasan lain mengapa organisasi perkumpulan ulama se-Indonesia tersebut mendukung Rhoma Irama menjadi presiden adalah karena Rhoma merupakan salah satu tokoh nasional yang begitu populer di rakyat, khususnya umat Islam, baik nasional maupun internasional.

Selain itu, raja dangdut yang kini aktif menjabat sebagai Ketua Umum Fahmi Tamami (Forum Silaturahmi Ta'mir Masjid dan Mushalla Indonesia) dan PAMMI (Persatuan Artis Musik Melayu Indonesia) tersebut merupakan salah satu ulama yang konsisten menegakkan amar makruf nahi mungkar.

Berita terkait wacana pencapresan Rhoma bisa diikuti dalam topik:
Geliat Politik Jelang 2014

Baca juga:
Ruhut: Rhoma Nyapres, Inul Juga Bisa!
Rhoma Irama Jadi Capres, Ulama Gerilya ke Parpol

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

    Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

    Nasional
    Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

    Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

    Nasional
    Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

    Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

    Nasional
    Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

    Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

    Nasional
    Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

    Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

    Nasional
    Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

    Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

    Nasional
    Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

    Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

    Nasional
    Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

    Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

    Nasional
    Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

    Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

    Nasional
    Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

    Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

    Nasional
    Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

    Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

    Nasional
    Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

    Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

    Nasional
    Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

    Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

    Nasional
    Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

    Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

    Nasional
    Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

    Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com