Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tawuran Pelajar dan Krisis Negarawan di Masa Depan

Kompas.com - 27/09/2012, 03:43 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Negarawan Center Johan O Silalahi menilai, kenakalan remaja berwujud tawuran antar pelajar di Jakarta yang menimbulkan korban jiwa jika tidak segera ditanggulangi pemerintah dapat berdampak pada krisis negarawan bangsa dalam rentang waktu beberapa dekade mendatang.

Pasalnya, tawuran antar palajar tersebut telah cukup membuktikan bahwa kepedulian generasi muda dalam membangun bangsa kian terkikis seiring kejayaan hedonisme di tengah arus globalisasi.

"Mereka dengan bertindak seperti itu tidak tidak berpikir mengenai upaya membangun bangsa dan negara. Mereka sangat puas jika sekali berbuat hura-hura habis itu mati, ini ciri dari hedonisme yang harus diwaspadai,"ujar Johan dalam acara diskusi Rusak Budaya Hancur Negara di Taman Ismail Marzuki Cikini, Jakarta, Rabu (26/9/2012).

Johan menjelaskan, budaya hedonisme di kalangan generasi muda telah mencetak generasi gagal memajukan bangsa.

Dia menilai generasi gagal untuk menjadi negarawan sejatinya telah terlihat dalam perjalanan generasi muda sekarang. Hal itu dapat terlihat dari makin banyaknya generasi muda yang terjerat kasus korupsi yang merugikan bangsa. Generasi muda, lanjutnya, sebagai penggerak perbaikan taraf hidup masyarakat telah bertransformasi ke arah kontra negarawan sebagai akibat dari banyaknya kasus pelanggaran hukum yang menjerat mereka.

"Banyak dari para generasi muda kita yang konsumtif dan materialistis. Mereka bukan bekerja untuk Indonesia, mereka bekerja untuk menumpuk kekayaan," tambahnya.

Ia kemudian mencontohkan yang dilakukan oleh Nazaruddin dan Angelina Sondakh. Dua anak bangsa dari partai Demokrat tersebut pada akhirnya mengingkari rakyat dengan berbuat korupsi. Di luar kedua orang tersebut, jika dihitung maka jumlahnya akan lebih banyak lagi. Ia memaparkan jika hal itu lebih disebabkan para orang tua yang pragmatis dalam mendidik anaknya.

"Korupsi dan tawuran yang kontra persatuan bangsa itu bisa karena peran orang tua dalam mendidik anaknya. Mereka hanya mendidik anaknya untuk mengejar harta tapi kurang dalam mendidik idealisme untuk memajukan bangsa," tegasnya.

Akan tetapi, dirinya tetap mengapresiasi para generasi muda di luar jalur atau mereka yang tetap tegus mempertahankan idealisme dalam membangun bangsa. Selain itu, dia menyebutkan para pelajar berprestasi harus diperhatikan pemerintah karena mereka adalah aset potensial di tengah banyaknya pelajar yang mengedepankan semangat premanisme.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

    Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

    BrandzView
    Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

    Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

    Nasional
    Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

    Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

    Nasional
    Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

    Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

    Nasional
    Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

    Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

    Nasional
    Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

    Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

    Nasional
    Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

    Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

    Nasional
    Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

    Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

    Nasional
    Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

    Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

    Nasional
    Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

    Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

    Nasional
    PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

    PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

    Nasional
    Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

    Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

    Nasional
    Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

    Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

    Nasional
    Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

    Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

    Nasional
    Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

    Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com