Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyejahterakan Petani ala Dahlan Iskan

Kompas.com - 22/09/2012, 21:03 WIB
Kontributor Yogyakarta, Gandang Sajarwo

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan berpendapat, untuk meningkatkan kesejahteraan petani pemerintah harus berani membeli hasil pertanian dengan harga tinggi, bukan memberi subsidi kepada para petani.

"Beli padi dengan harga tinggi, jangan hanya memberi subsidi. Subsidi bisa dibicarakan lagi," kata Dahlan Iskan pada acara "Farmers Go to Campus: Menggagas Strategi Kebijakan Pangan Menuju Kesejahteraan Petani" di Auditorium Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Sabtu (22/9/2012).

Dahlan mengkui, gagasan yang dilontarkannya ini belum sepenuhnya diterima banyak pihak. Masih ada pro dan kontra. Ia berjanji akan terus berusaha meyakinkan pihak-pihak yang belum mau menerima gagasan tersebut. Jika gagasan ini diterima dan menjadi kebijakan pemerintah dia yakin tidak akan ada demonstrasi yang menolaknya.

"Saya berharap gagasan ini didukung oleh petani dan bukan hanya elit-elit petani atau elit akademisi," ujarnya.

Pada acara yang dihadiri sekitar dua ratus petani se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tersebut, Dahlan menegaskan, kementrian BUMN yang dipimpinanya akan bekerjasama dengan Menteri Pertanian supaya pertanian dan pangan di Indonesia menjadi lebih kuat.

Ia memberikan contoh terkait produksi pupuk organik. Nantinya, pabrik milik BUMN tidak perlu lagi memproduksi pupuk organik. Pupuk organik akan diproduksi oleh petani dan kelompoknya lalu disalurkan melalui BUMN.

"BUMN hanya pengepul saja dari petani tanpa ambil untung sebelum akhirnya pupuk disalurkan ke masyarakat. Yang penting nanti jelas soal standarisasi jenis pupuk maupun kualitasnya," tegas Dahlan.

Sementara itu, Kepala Bulog DIY, Darsono Imam Yuwono mengatakan, siap bekerjasama dengan petani. Darsono juga menepis anggapan bahwa petani selalu kesulitan untuk mengakses gudang Bulog.

Saat ini, kata Darsono, pihaknya telah menggandeng berbagai mitra petani sehingga mereka tidak lagi kesulitan ketika ingin menyalurkan hasil pertanian, khususnya beras ke gudang Bulog.

"Sudah ada satgas sehingga siapapun bisa menyalurkannya ke gudang Bulog," kata Darsono.

Pada acara tersebut Dahlan juga berdialog serta mendengarkan beberapa persoalan yang dihadapi petani di DIY seperti persoalan irigasi, pupuk, luas lahan, teknologi maupun permodalan. Di akhir acara juga diberikan beberapa jenis penghargaan kepada petani berprestasi serta peluncuran buku berjudul "Surat Petani untuk Dahlan Iskan".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

    Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

    Nasional
    Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

    Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

    Nasional
    Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

    Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

    Nasional
    Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

    Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

    Nasional
    Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

    Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

    Nasional
    Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

    Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

    Nasional
    Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

    Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

    Nasional
    Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

    Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

    Nasional
    Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

    Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

    Nasional
    Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

    Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

    Nasional
    Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

    Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

    Nasional
    Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

    Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

    Nasional
    Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

    Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

    Nasional
    Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

    Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

    Nasional
    KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

    KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com