Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LSI: Gejala Deparpolisasi Menguat!

Kompas.com - 26/12/2010, 12:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Lembaga Survei Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, saat ini gejala deparpolisasi atau kepercayaan terhadap partai politik semakin menguat di masyarakat. Ada setidaknya empat penyebab terjadinya deparpolisasi di masyarakat.

Pertama adalah besarnya dukungan publik terhadap calon yang ingin maju menjadi kepala daerah melalui jalur independen atau non-parpol. Hasil Survei nasional LSI pada April 2008 menunjukkan 80 persen masyarakat mendukung calon independen.

Kedua, aturan pemilihan langsung untuk memiilih pimpinan nasional maupun kepala daerah mengurangi arti penting partai politik. Selanjutnya, munculnya figur dari luar partai yang lebih populer dan lebih memiliki elektabilitas. "Kondisi ini memaksa partai harus mengakomodasi figur tersebut, dan mengabaikan kader partai sendiri. Ini bisa menurunkan otoritas partai, dan bisa menjadi sumber konflik di internal partai," kata Burhanuddin pada Seminar Refleksi Akhir Tahun 2010, Minggu (26/12/2010) di Jakarta.

Sentimen media massa, mahasiswa, lembaga swadaya masyarakat dan intelektual yang cenderung negatif dan sinis terhadap partai politik.

Berbicara soal deparpolisasi erat kaitannya dengan identifikasi diri dengan partai atau PartyID. Singkatnya, partyID adalah perasaan seseorang bahwa partai tertentu adalah identitas politiknya.

Tingkat partyID di Indonesia tergolong rendah. Berdasarkan hasil survei LSI, tingkat partyID di Indonesia sejak September 2005 hingga Oktober 2010 berada di posisi 20-30 persen. Angka ini tergolong rendah. "Ini menyebabkan volatilitas politik terlalu dinamis. Swing voters terlalu tinggi. Akibatnya, dalam tiga kali pemilu pasca Soeharto, kita mendapatkan pemenang pemilu yang berbeda-beda," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com