KOMPAS.com — Kunjungan Presiden Amerika Serikat Barack Husein Obama, Selasa (9/11/2010) sore, tak hanya membuat keingintahuan warga Ibu Kota di pinggir jalan yang akan dilalui presiden negeri adidaya tersebut tentang apa dan bagaimana rombongan presiden dari "Negeri Paman Sam" itu.
Keingintahuan yang sama juga dialami insan pers Indonesia yang bertugas meliput kunjungan Presiden Obama, khususnya di Istana Merdeka, Jakarta.
Maklumlah, meski memiliki ID Istana, pers tak bisa masuk ke Kompleks Istana, terutama halaman dan Gedung Istana Merdeka.
Asal tahu saja, selama liputan kunjungan Presiden AS, pers dibatasi dan diatur sedemikian rupa sehingga tidak bisa berbondong-bondong berjejalan di Istana.
Istana Merdeka memang menjadi tempat yang steril bagi pers, kecuali yang mendapat izin khusus. Selain digunakan sebagai tempat penerimaan dan pertemuan empat mata dan bilateral delegasi Indonesia dan delegasi AS, Istana Merdeka juga menjadi tempat diselenggarakannya keterangan pers bersama Presiden AS dan Presiden RI.
Namun, entah bagaimana, ketika akan dilakukannya keterangan pers bersama di Ruang Credential, beberapa insan pers Indonesia, di luar 25 orang yang telah mendapatkan izin khusus mengikuti keterangan pers, tiba-tiba bisa masuk ke halaman Istana Merdeka.
Mereka tak hanya mencoba melongok ke Ruang Credential, meskipun gagal karena keburu dibentak oleh Secret Service atau pengawal Presiden AS.
Bahkan, pers yang diikuti sejumlah staf Rumah Tangga Kepresidenan memanfaatkan untuk berfoto ria dengan latar belakang mobil Kepresidenan AS yang dibawanya sendiri langsung dari "sono".
Acara foto-foto itu tampaknya mengundang staf RumahTangga Kepresidenan ikut berfoto ria. Ada yang menggunakan telepon genggam, ada juga yang minta difotokan oleh fotografer.
Akan tetapi, tiba-tiba Secret Service menegur wartawan yang asyik berfoto ria itu. "Hey guys, this is not museum," ujarnya. Pers dan staf pun ngeloyor pergi menjauh dari mobil Kepresidenan AS.