Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LSI: Pemerintahan Baru Terancam Tidak Efektif

Kompas.com - 12/11/2009, 16:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyatakan, pemerintahan baru terancam tidak efektif karena berlarutnya isu KPK-Polri-Century yang menyebabkan media memersepsikan negatif terhadap Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Presiden.
    
Demikian keterangan tertulis LSI, Kamis (12/11), yang merupakan temuan riset LSI-Network Divisi Isu Publik terhadap lima koran nasional, yakni Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Republika, dan Seputar Indonesia, yang dilakukan 3 sampai 9 November 2009.
    
Menurut Denny, hasil riset tersebut menyebutkan, 58 persen media memersepsikan negatif DPR atas pertemuan DPR dengan Kapolri. Media menganggap Komisi III DPR tidak mengeksplorasi Kapolri secara kritis dalam menangani kasus Chandra-Bibit, tetapi justru Komisi III dipersepsikan sebagai humas Kapolri.
    
Media juga menilai, pertemuan antara Komisi III DPR dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berakhir ricuh menyebabkan situasi perseteruan KPK-Polri menjadi semakin bertambah keruh.
    
Hasil riset juga menunjukkan bahwa persepsi negatif media terhadap Presiden juga meningkat dari 53,8 persen pada minggu lalu menjadi 64 persen pada minggu ini.
    
Menurut Denny, ada empat alasan mengapa terjadi peningkatan persepsi negatif. Pertama, Presiden dianggap memainkan wacana ketimbang bertindak konkret dan cepat seperti mengecam pencatutan namanya oleh Anggodo, tetapi tidak kunjung melaporkannya kepada kepolisian.
    
"Sikap diam Presiden atas pencatutan namanya menambah luas rumor kecurigaan bahwa presiden terlibat," katanya.
    
Kedua, menurut Denny, Partai Demokrat menjadi salah satu partai besar yang tidak ikut dalam hak angket Bank Century, padahal fraksi lain termasuk yang tergabung dalam koalisi ada yang mendukung hak angket itu.
    
Ketiga, menurut Denny, rumor mengenai "pelemahan KPK agar kasus dana Bank Century tidak terungkap" semakin menguat dengan kesaksian Wiliardi Wizar (mantan Kapolres Jaksel) yang mengaku ditekan untuk melakukan rekayasa menjerat Antasari Azhar, mantan Ketua KPK.

"Adanya rumor bahwa dana Bank Century mengalir ke tim kampanye salah satu pihak semakin sering disuarakan pengamat, LSM, dan orang partai. Hal itu membuat Presiden semakin tidak diuntungkan," katanya.

Dan terakhir, sikap antiklimaks Presiden menanggapi rekomendasi Tim Independen Verifikasi Fakta dan Proses Hukum Kasus Chandra-Bibit atau Tim Delapan membuat publik merespons sikap Presiden secara negatif.

"Tim Delapan merekomendasikan agar kasus Chandra-Bibit dihentikan karena tidak cukup bukti, namun rekomendasi ini dikembalikan kepada Polri dan Kejaksaan Agung yang justru menjadi pihak yang dicurigai dalam kasus ini," katanya.

Menurut Denny, seharusnya 100 hari pertama pemerintahan baru baik DPR maupun Presiden mendapat kepercayaan publik yang tinggi, tetapi yang terjadi justru sebaliknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com