Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Isu Krusial RUU Pemilu Kemungkinan Dilakukan Voting di Paripurna

Kompas.com - 06/06/2017, 15:33 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Pemilu, Lukman Edy, memprediksi akan ada dua isu krusial yang berpotensi dilakukan voting saat rapat paripurna.

Sebab, keduanya masih alot pembahasannya di rapat pansus. Kedua isu krusial tersebut yakni presidential threshold dan metode konversi suara.

"Yang masih imbang metode konversi suara dan presidential threshold," kata Lukman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/6/2017).

Untuk presidential threshold, Golkar, PDI-P, dan Nasdem masih menginginkan penggunaan syarat sebesar 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara sah nasional.

Sedangkan tujuh partai lainnya menginginkan dihapusnya presidential threshold. Sementara itu, untuk metode konversi suara, opsi dari masing-masing fraksi masih variatif.

Belum ada kecenderungan antara penggunaan metode Sainte Lague murni (menerapkan bilangan pembagi suara berangka ganjil mulai dari 1,3,5,7,9) atau kuota hare (penghitungan jumlah suara sah dibagi dengan total jumlah kursi yang harus diisi)

Politisi PKB itu menambahkan, dua isu krusial tersebut sebisa mungkin akan diputuskan dalam rapat pansus, Kamis (8/6/2017) besok. Jika tidak menemukan kata sepakat, maka akan diputuskan dalam rapat paripurna.

"Yang penting Kamis kami selesaikan, kami serahkan ke pimpinan, yang jadwalkan pimpinan kapan paripurnanya," tutur Lukman.

(Baca juga: Ini Tujuh Isu RUU Pemilu yang Belum Dibahas)

Adapun metode konversi suara dan presidential threshold masuk ke dalam lima isu krusial yang akan diambil keputusannya pada rapat pansus Kamis (8/6/2017) besok.

Tiga isu krusial lainnya yang akan diputuskan pada Kamis besok yakni parliamentary threshold, sistem pemilu, dan district magnitude.

Kompas TV Pemerintah Tak Khawatir Penambahan Bebani Anggaran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com