Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aburizal: Kader Golkar Jangan Menggunting dalam Lipatan

Kompas.com - 23/05/2017, 06:37 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Dewan Pembina DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie meminta seluruh internal Golkar untuk tak terlalu banyak berspekulasi terkait penyebutan nama Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto dalam kasus dugaan korupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP).

"Jangan terlalu sering berspekulasi dan terhadap sesama kawan jangan pernah menggunting dalam lipatan, betul?" kata Aburizal saat menyampaikan pengarahan pada Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (22/5/2017).

Pernyataan Aburizal kepada peserta Rapimnas disambut tepuk tangan meriah peserta Rapimnas.

(Baca: Aburizal Nilai Golkar Perlu Mulai Bahas Cawapres Jokowi)

Ia menambahkan, perbedaan adalah hal biasa. Namun di era demokrasi, seharusnya hal semacam itu tak justru menimbulkan gesekan.

Dalam hal ini termasuk kepemimpinan dalam Golkar sebagai organisasi.

"Jangan sampai karena perbedaan pendapat menimbulkan gesekan. Bahkan bisa timbulkan gesekan yang dapat memecah belah Golkar," ucap Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.

Ia menyinggung soal konflik internal Golkar beberapa waktu silam dimana kepengurusan Golkar terbagi menjadi kepengurusan hasil Musyawarah Nasional (Munas) Bali dan munas Ancol.

Namun, dualisme kepengurusan tersebut akhirnya berhasil diselesaikan dengan diselenggarakannya Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang menghasilkan Setya Novanto sebagai ketua umum baru.

"Sekarang sudah ada persatuan, jangan dipecah lagi dong. Kalau enggak, tidak ada gunanya pada saat itu saya mengatakan saya adakan Munaslub untuk menjembatani Golkar agar tidak ada yang merasa kalah atau menang," kata pria yang kerap disapa Ical ini.

Jika ada perbedaan dalam internal partai, ia menyarankan agar penyelesaiannya kembali dilakukan melalui mekanisme yang ditentukan dalam Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Golkar.

"Masalah-masalah internal kita bicarakan secara internal dengan berdasarkan AD/ART besert peraturan organisasi dari partai kita," tuturnya.

Terkait pihak-pihak di internal partai yang dianggap kerap 'menggunting dalam lipatan', Aburizal pun membacakan sebuah pantun.

(Baca: Kedatangannya di Rapimnas Golkar Tak Dijemput, Akbar Tandjung Kesal)

Pantun tersebut, menurut Ical, pernah disampaikan pada Munaslub Mei 2016 lalu.

"Kader partai menatap ke depan, padukan langkah besarkan Golkar. Jangan menggunting dalam lipatan, hati menyatu Golkar berkibar," ujar Aburizal.

"Dulu lawan sekarang kawan, cerita datang silih berganti. Kader Golkar berdiri di depan, membangun negeri sepenuh hati,"

"Merah darahku, kuning bajuku. Tak gentar maju melawan badai. Mari saudara, mari kawanku rebut kembali kejayaan Partai."

Kompas TV Akbar mendukung rencana pemerintah membubarkan HTI melalui proses hukum yang sah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com