Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Menteri Yohana soal Kondisi Kehidupan Perempuan di Afghanistan

Kompas.com - 19/05/2017, 14:37 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise berkesempatan hadir dan menjadi pembicara dalam acara "Symposium on the Role and Contribution of Afghanistan Women for Peace" di Afghanistan 15-16 Mei 2017 kemarin.

Pertemuan itu tak lain adalah untuk menyoroti peran dan kontribusi perempuan di Afghanistan bagi perdamaian. Usai pulang dari negara konflik tersebut, ia bercerita bagaimana perjuangannya untuk hadir menghormati undangan sang tuan rumah, yakni Ibu negara Afganistan Rula Gani.

"Saya aslinya tidak diizinkan oleh Kementerian Luar Negeri RI. Karena sehari sebelum berangkat ada bom bunuh diri. Jaraknya dari hotel saya empat kilometer," kata Yohana di kantornya, Jakarta, Jumat (19/5/2017).

(Baca: Indonesia Menerima 150 Rekomendasi Terkait Hak Perempuan dan Anak)

Dilarang Kemenlu, Yohanna pun tetap ngotot untuk bisa berangkat ke Afghanistan. Beruntung, akhirnya Presiden Joko Widodo pun memberikan izin dirinya pergi ke negara yang hancur karena invasi militer Amerika Serikat tersebut.

"Setelah itu saya minta izin Presiden ketika di Papua. Beliau izinkan saya pergi. Didukung juga ibu Iriana yang mengizinkan saya pergi," kata dia.

Menginjakkan kaki di Afgahnistan, ia sudah disambut unjuk rasa dan pengawalan militer yang ketat. Ia mengaku sempat ada perasaan khawatir akan keselamatan dirinya dan rombongan.

"Tiba di sana disambut ada demo sekitar airport. Jalur kami jalur hijau sudah dijaga (militer) mungkin perintah Presiden. Diantar ke hotel dijaga ketat tentara. Merasa ngeri. Penjagaan ketat sekali," ungkap dia.

(Baca: Perempuan dan Bonus Demografi)

Namun, ia coba untuk meyakinkan diri, yakni selama niatnya tulus maka Tuhan akan menjaga keselamatannya bersama rombongan lain dari Kementerian PPPA.

"Kami tetap kuat dan percaya masuk dengan misi kemanusiaan masuk dengan kasih ingin bantu perempuan di Afganistan," ujar Yohanna.

Selama di Afghanistan, ia jarang sekali melihat perempuan lalu lalang di jalan atau di ruang publik lainnya, tak seperti laki-laki. Hal itu salah satunya akibat perang berkepanjangan di negara tersebut yang tak kunjung usai.

"Perempuan Afganistan mengalami penderitaan luar biasa, tidak dapat hak dasar seperti pendidikan dan lain-lain. Perempuan sangat jarang jalan di publik, kebanyakan laki-laki," kata dia.

(Baca: Setahun, 115 Perempuan di Bengkulu Diperkosa)

Terlebih, budaya patriarki di Afgahnistan memang masih sangat tinggi. Imbasnya, hak-hak perempuan masih belum sepenuhnya diberikan dan dihargai.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kasus Simulator SIM, Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi

Kasus Simulator SIM, Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi

Nasional
Bobby Berpeluang Diusung Gerindra pada Pilkada Sumut Setelah Jadi Kader

Bobby Berpeluang Diusung Gerindra pada Pilkada Sumut Setelah Jadi Kader

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pramono Anung: Tanya ke DPP Sana...

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pramono Anung: Tanya ke DPP Sana...

Nasional
Pimpinan MPR Temui Jusuf Kalla untuk Bincang Kebangsaan

Pimpinan MPR Temui Jusuf Kalla untuk Bincang Kebangsaan

Nasional
Kemenkes: Subvarian yang Sebabkan Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Belum Ada di Indonesia

Kemenkes: Subvarian yang Sebabkan Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Belum Ada di Indonesia

Nasional
Sri Mulyani Cermati Dampak Kematian Presiden Iran terhadap Ekonomi RI

Sri Mulyani Cermati Dampak Kematian Presiden Iran terhadap Ekonomi RI

Nasional
Menteri ATR/Kepala BPN Serahkan 356 Sertifikat Tanah Elektronik untuk Pemda dan Warga Bali

Menteri ATR/Kepala BPN Serahkan 356 Sertifikat Tanah Elektronik untuk Pemda dan Warga Bali

Nasional
Pernah Dukung Anies pada Pilkada DKI 2017, Gerindra: Itu Sejarah, Ini Sejarah Baru

Pernah Dukung Anies pada Pilkada DKI 2017, Gerindra: Itu Sejarah, Ini Sejarah Baru

Nasional
Pemerintah Akan Evaluasi Subsidi Energi, Harga BBM Berpotensi Naik?

Pemerintah Akan Evaluasi Subsidi Energi, Harga BBM Berpotensi Naik?

Nasional
MK Tolak Gugatan Anggota DPR Fraksi PAN ke 'Crazy Rich Surabaya'

MK Tolak Gugatan Anggota DPR Fraksi PAN ke "Crazy Rich Surabaya"

Nasional
Wapres Harap Ekonomi dan Keuangan Syariah Terus Dibumikan

Wapres Harap Ekonomi dan Keuangan Syariah Terus Dibumikan

Nasional
Wapres Sebut Kuliah Penting, tapi Tak Semua Orang Harus Masuk Perguruan Tinggi

Wapres Sebut Kuliah Penting, tapi Tak Semua Orang Harus Masuk Perguruan Tinggi

Nasional
BNPB: 2 Provinsi dalam Masa Tanggap Darurat Banjir dan Tanah Longsor

BNPB: 2 Provinsi dalam Masa Tanggap Darurat Banjir dan Tanah Longsor

Nasional
Pimpinan KPK Alexander Marwata Sudah Dimintai Keterangan Bareskrim soal Laporan Ghufron

Pimpinan KPK Alexander Marwata Sudah Dimintai Keterangan Bareskrim soal Laporan Ghufron

Nasional
Drama Nurul Ghufron Vs Dewas KPK dan Keberanian Para 'Sesepuh'

Drama Nurul Ghufron Vs Dewas KPK dan Keberanian Para "Sesepuh"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com