Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK: Dokter Lakukan Enam Tindakan untuk Mata Novel Baswedan

Kompas.com - 05/05/2017, 15:50 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari ini, Jumat (5/5/2017), sudah memasuki hari ke-24 sejak penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan diserang orang tak dikenal dengan air keras.

Dokter yang merawat Novel di rumah sakit di Singapura, kemarin menjalani enam tindakan untuk pemeriksaan mata Novel yang terkena air keras.

Juru bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, pemeriksaan mata Novel dilakukan oleh doker ahli di sana.

"Informasi yang diterima KPK, dalam pemeriksaan terakhir kemarin dokter ahli melakukan enam tindakan terhadap mata," kata Febri, saat dikonfirmasi, Jumat (5/5/2017).

 

Tindakan tersebut, lanjut Febri, berupa analisa langsung dua bola mata secara manual, pengecekan kondisi mata melalui indikator warna dengan cara memberikan cairan kimia terhadap dua bola mata, memberikan eye drop, pengecekan tekanan pada mata, dan pemeriksaan terhadap lensa yang dipasang di mata kanan.

(Baca: Jokowi Belum Berencana Bentuk Tim Independen Kasus Novel Baswedan)

Untuk mata kanan Novel, kata Febri, tidak terlihat infeksi setelah lensa dipasang.

"Tekanan mata normal (14 dari rentang wajar 6-21), pertumbuhan selaput kornea terus terjadi dengan baik," ujar Febri.

Penggunaan lensa untuk mata kanan Novel bertujuan agar proses pertumbuhan selaput mata kanan bisa lebih cepat.

Adapun untuk mata kiri, pertumbuhan selaput kornea masih lambat seperti hari sebelumnya.

 

(Baca: Busyro: Dalam Kasus Novel Baswedan, Presiden Tak Hargai Pegawai KPK)

"Tekanan mata lebih tinggi, yaitu 19, penumpukan kalsium telah mulai berkurang di mata," ujar Febri.

Sejak kejadian penyiraman air keras, Novel sudah 23 hari dirawat di Singapura. Pemulihan terhadap Novel masih terus berjalan.

"Hari ini dokter terus melakukan perawatan dan pengecekan rutin," ujar Febri.

Kompas TV Novel Baswedan Disiram Air Keras

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Nasional
Jemaah Haji Dapat 'Smart' Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Jemaah Haji Dapat "Smart" Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Nasional
Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Nasional
Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

Nasional
Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Nasional
Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Nasional
KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

Nasional
Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Nasional
PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

Nasional
Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Nasional
Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Nasional
Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Nasional
Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Nasional
DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

Nasional
Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com