JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan hingga saat ini masih menjalani pengobatan mata di Singapura.
Di sela menjalani perawatan, Novel menyampaikan harapan agar pelaku penyerangannya dapat segera diungkap.
"Kami mendapat informasi bahwa Novel mendengar dan mengikuti perkembangan KPK dan penanganan kasus e-KTP," ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Gedung KPK Jakarta, Jumat (28/4/2017).
"Novel berharap pelaku penyerangan dan mastermind dari teror tersebut dapat diungkap seterang-terangnya," kata dia.
Febri mengatakan, Novel berpandangan bahwa pengungkapan dan proses hukum terhadap pelaku penyerangan penting agar teror serupa tidak dialami pegawai KPK lainnya.
Novel juga mengkhawatirkan penyerangan yang ia alami juga ditujukan kepada semua pihak yang berjuang dalam pemberantasan korupsi.
(Baca juga: Polri Klaim Temukan Titik Terang Ungkap Kasus Novel Baswedan)
Pada 11 April 2017, seusai shalat subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya, Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang pengendara motor di dekat rumahnya. Air keras itu mengenai bagian wajah dan kedua mata Novel.
Dampak akibat air keras tersebut bahkan melukai rongga pernapasan Novel. Akibat hal itu, ia harus menjalani perawatan di Singapura.
Meski demikian, hingga saat ini belum ada tersangka atau terduga pelaku yang diungkap oleh kepolisian.
(Baca juga: ICJR: Pola Intimidasi Kasus Novel Akan Terus Berulang jika Polisi Gagal Mengungkapnya)