Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Format Ideal Tim Independen untuk Kasus Novel Versi Aktivis Perempuan

Kompas.com - 23/04/2017, 16:53 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota koalisi perempuan antikorupsi Betti Alisjahbana menganggap, ada urgensi untuk membentuk tim investigasi independen dalam penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.

Menurut dia, Presiden Joko Widodo berwenang menunjuk orang-orang yang dianggap kredibel sebagai anggota tim tersebut.

"Saya pikir kita perlu membentuk orang-orang terbaik untuk mengungkap siapa yang melakukan dan dibalik ini, apa motifnya," ujar Betti dalam diskusi di sekretariat ICW, Jakarta, Minggu (23/4/2017).

Betti berkaca pada tim pencari fakta kasus pembunuhan Munir, yang mana banyak terungkap fakta yang tidak diperoleh polisi saat itu.

Orang-orang yang patut mengisi tim tersebut, kata Betti, antara lain aktivis dan tokoh masyarakat yang peduli pada pemberantasan korupsi. Selain itu, dari unsur Polri yang saat ini juga tengah melakukan penyidikan.

Betti mengatakan, anggota tim tersebut juga harus punya keahlian di bidang teknologi untuk menemukan bukti di luar keterangan saksi. Misalnya, seperti bukti rekaman CCTV dan foto-foto.

Betti juga menyarankan agar ada anggota yang berasal dari Badan Nasional Penganggulangan Terorisme. Hal tersebut dikarenakan penyerangan kepada Novel bisa dianggap sebagai teror kepada penegak hukum.

"Presiden Jokowi harus memberi perhatian penuh dan memastikan proses penyidikan dilakukan secara kredibel. Tidak ada salahnya libatkan dari BNPT," kata dia.

Baca juga: Jokowi Didesak Bentuk Tim Kasus Novel, Ini Jawaban Istana

Sebab, Betti menganggap motif pelaku menyerang Novel bukan sebagai individu, melainkan sebagai bagian dari lembaga antirasuah. Ia mengatakan, jangan sampai kasus ini terlupakan tanpa tahu siapa dalangnya.

"Tidak boleh dilihat ini kasus kriminalitas biasa. Ini adalah teror bagi upaya pemberantasan korupsi," kata Betti.

Sementara itu, Anggota Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan ICW Lalola Easter mendesak presiden mengambil langkah tegas. Tim investigasi independen ini sebagai opsi lain atas rasa pesimiatis masyarakatbterhadap pnyidikan yang dilakukan polisi. Hingga hari ke-12, polisi belum juga mendapatbtitik terang siapa pelaku dan motifnya.

"Tim independen untuk melakukan investigasi yang kita harapkan adalah orang-orang yang punya integritas yang sudah teruji, rekam jejak yang teruji, dan kapabel di bidangnya sendiri dan relevan dengan upaya pengungkapan ini," kata Lola.

"Sehingga nanti kalo memang aparat penegak hukum tidak menjalankan fungsinya dengan baik akan ada back up yang justru kita harapkan juga independen dan punya potensi lebih kredibel," lanjut dia.

Baca juga: ICW Nilai Penyerangan Novel Bukan Ditujukan Personal, tetapi ke KPK

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Nasional
Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Nasional
Tinjau TKP Kecelakaan Bus di Ciater Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Tinjau TKP Kecelakaan Bus di Ciater Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Nasional
Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Nasional
ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Nasional
Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Nasional
KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

Nasional
Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Nasional
Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Nasional
Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Nasional
Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com